Gampil, Dibalik Transisi Modal Usaha Mikro-Kecil

Berkaca dari perjalanan Gampil walau baru seumur jagung, dalam pandangan Bambang, upaya Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, melalui BPPT memanjakan warganya terpapar jelas. Warga cukup membuat akun, dan pasword yang mudah diingat. Maka, server akan memerintahkan pengisian Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan cukup tunggu di rumah. Izin yang dimohon TDUM-TDUK akan diantar kerumah melalui petugas Kantor Pos. ”Tiga kemudahan itu memanjakan pemohon,” imbuh Bambang.

Rencananya, sosialisasi Gampil digelar di 30 kecamatan. Hingga kemarin ungkap Bambang, baru 6 kecamatan tergarap. Namun, seperti di Kecamatan Rancasari, warga pemohon TDUM-TDUK, sudah capai 27 orang terlayani dan peroleh izin TDUM. Sedangkan  di Kecamatan Kiaracondong, Cibiru, Antapani, Sukajadi dan Panyileukan serta  Bojongloa Kidul, masing-masing satu warga sudah selesai proses perizinan TDUM.

Untuk izin TDUK, masing-masing satu pemohon sudah terlayani. Itu terlaksana di Kecamatan Gedebage dan Bojongloa  Kaler.

”Ini menggembirakan, sebab di beberapa kecamatan warga yang sudah berhasil dapatkan TDUM-TDUK belum tersentuh program sosialisasi Gampil,” tutur Bambang.

Di kesempatan sama, Sekretaris Kecamatan Buahbatu Indah Susanti menyatakan, kegiatan usaha warga Buahbatu rata-rata didominasi fashion, craft (kerajinan) dan kuliner.

Hadirnya aplikasi Gampil di masyarakat  Kecamatan Buahbatu, diharapkan mampu dorong pengembangan usaha warga. ”Usaha warga mayoritas home industry. Melalui Gampil, semoga ada perubahan menjadi usaha umum,” kata Indah.

Terkait, kucuran modal lewat KUR, diharapkan Gampil beri kesempatan permudah warga menambah modal usahanya. Meski demikian, sahut Indah, pihak kewilayahan tetap melayani dan mengeluarkan surat keterangan usaha (SKU) di Kelurahan.

”Selama untuk pengembangan usaha, SKU masih dilayani, sebab TDUM-TDUK masih dalam masa transisi,” ujar Indah. (edy/fik)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan