Galian C KBB Makan Korban

bandungekspres.co.id, PARONGPONG – Wawan, 65, warga Kampung Manglayang Desa Cihanjuang Rahayu RT 01/RW 03 Desa Cihanjuang Rahayu, Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat tewas tertimbun longsoran tanah di lokasi galian pasir yang terletak di Jalan Cihanjuang, Kampung Manglayang Desa Cihanjuang Rahayu, Kecamatan Parongpong, kemarin (11/7).

Kapolres Cimahi AKBP Ade Ary Syam Indradi menyatakan, longsornya tanah yang menimbun satu orang ini lantaran faktor alam. Longsor terjadi pukul 09.00 di sekitar galian. ”Setelah mendengar ada laporan longsor yang menimbun satu orang, korban baru bisa ditemukan pada pukul 11.45 dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Cibabat Cimahi,” kata Kapolres kepada wartawan, kemarin (11/7).

Selain korban tewas, salah satu anggotanya ikut terluka saat melakukan proses evakuasi akibat kejatuhan batu di lokasi kejadian.  ”Termasuk anggota kepolisian yang melakukan evakuasi juga ikut terkena longsoran batu. Karena memang di lokasi tersebut rawan longsor baik tanah maupun bebatuan,” ungkapnya.

Disinggung adanya kemungkinan korban bertambah, dikatakan Ade, berdasarkan saksi di lapangan sejauh ini, korban hanya seorang. Langkah yang dilakukan oleh pihak kepolisian yakni terus melakukan evakuasi dan melakukan imbauan kepada masyarakat sekitar.

”Mudah-mudahan tidak ada lagi korban yang tertimbun longsoran tanah ini. Harus lebih waspada,” katanya.

Menanggapi kejadian longsor tersebut, Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kabupaten Bandung Barat Apung Hadiat Purwoko menegaskan, sudah tidak lagi memberikan izin untuk segala aktivitas penambangan di Kabupaten Bandung Barat. Sebab, izin untuk segala aktivitas tambang sudah diambil alih oleh provinsi.

”Area penambangan itu sudah dilarang dan diberikan garis polisi. Tapi, tidak menutup kemungkinan ada saja masyarakat yang memaksakan untuk melakukan penambangan, padahal area tersebut sangat berbahaya,” tegasnya.

Lebih jauh Apung menjelaskan, pelarangan segala aktivitas penambangan di lokasi longsor yang terjadi saat ini bukan tanpa alasan, selain masuk wilayah Kawasan Bandung Utara (KBU), kawasan itu juga rawan longsor.

”Lokasi tersebut berdasarkan tata ruang memang rawan longsor. Memang masyarakat beralasan melakukan aktivitas penambangan disebabkan faktor ekonomi,”  pungkasnya.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (PBPBD) Jawa Barat mencatat ada 637 bencana yang terjadi pada periode Januari hingga Mei 2016. Pada periode tersebut bencana yang sering terjadi yaitu bencana longsor sekitar 295 kejadian. Bencana selanjutnya bencana banjir sekitar 121 kejadian, puting beliung 109 kejadian, kebakaran 96 kejadian dan gempa bumi 16 kejadian.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan