Fokus Saja ke Pasar Domestik

Meski begitu, pengusaha dengan omzet Rp 2 triliun per tahun itu juga mengakui ada beberapa tantangan tahun ini. Antara lain, berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA membuat pengusaha domestik mau tidak mau menaikkan daya saing. Pihaknya pun cukup waspada dengan hal tersebut. Karena itu, Hari pun telah memikirkan langkah inovasi untuk meningkatkan daya saing perusahaannya.

Pengusaha yang berdomisili di Surabaya itu mencontohkan, di sektor pupuk, pihaknya membuat pabrik yang dekat dengan lokasi perkebunan. ”Kami mengutamakan mutu lewat kerja sama dengan pusat-pusat penelitian. Kemudian, kami upayakan pelayanan delivery tepat waktu. Intinya, kami main efisien,” tuturnya.

Hari juga menekankan, pemerintah sebaiknya berfokus pada sektor domestik. Dengan jumlah populasi yang besar hingga 250 juta jiwa, masih banyak sektor usaha yang bisa digarap. Hal tersebut bisa membantu menggenjot pertumbuhan ekonomi. Karena itu, pihaknya kurang sreg dengan kebijakan pemerintah terkait dengan 35 bidang usaha yang diputuskan terbuka untuk asing, termasuk sektor perhotelan. ”Sebab, pasar kita ini cukup besar. Jadi, menurut saya, fokus saja ke sektor domestik,” tegasnya.

Hari meyakini, dengan konsistensi dan kerja keras, Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara lain. Pihaknya juga meng­garisbawahi pentingnya pendidikan. Sebab, latar belakang pendidikan mayoritas pekerja Indonesia cukup rendah, yakni SMP.

”Kerja keras, konsisten, dan cerdas. Dengan segala macam (SDA) yang dimiliki Indonesia, SDM yang memiliki karakter tersebut bakal bisa memajukan Indonesia. Tidak ada negara maju yang tingkat pendidikan penduduknya rendah,” paparnya. (ken/c5/sof/rie)

 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan