Fairytale Segera Jadi Nyata

Namun, Ranieri menolak anggapan bahwa skuadnya bakal mulus menorehkan sejarah setelah seterunya harus berbagi konsentrasi pada kompetisi lain. ”Yang bisa aku lakukan hanyalah terus bekerja keras,” kata Ranieri seperti dilansir ESPN.

Pelatih yang belum pernah meraih trofi kasta tertinggi di manapun selama 30 tahun karir kepelatihannya itu menyatakan, skuadnya masih harus banyak berbenah pasca laga melawan Watford.

Paling kentara adalah ketika Leicester mencoba untuk menjadi tim dominan melawan Watford.

Mereka membukukan 51,3 persen penguasaan bola, dengan tujuh peluang ke gawang didapatkan dari total 14 tembakan. Namun, dari tujuh peluang itu, mereka hanya mampu mencetak satu gol. Karena itu, Ranieri pun mengatakan bahwa belum saatnya mereka percaya diri soal perebutan gelar juara. ”Aku selalu mengatakan kepada seluruh pemain bahwa setiap laga adalah final,” tukas Ranieri kepada Sky Sports.

”Aku tidak peduli seberapa banyak poin yang kami dapatkan, ataupun siapa yang ada di belakang kami. Yang harus kami lakukan adalah berlari dengan sangat cepat, mengais poin demi poin. Itu saja,” jelasnya.

Terpisah, manajer Watford Quique Sanchez Florez memberikan selamat kepada Leicester, sekaligus merasa khawatir dengan performa skuadnya. Sebab, The Hornets, sebutan Watford, gagal mencetak gol pada tiga pertandingan terakhir. ”Bagiku, sangatlah menyenangkan tidak melihat para striker seperti ini (mandul). Aku tidak ingin membebani mereka. Namun, sangat penting bagi kami untuk mencatat setidaknya satu laga,” kata Flores seperti dilansir Sky Sports. (apu/vil)

Tinggalkan Balasan