Kurangi Ekspor, Karet Alam Perbesar Pasar Lokal

bandungekspres.co.id – Pemerintah merancang berbagai cara untuk meningkatkan kemampuan pasar domestik dalam menyerap produksi karet alam nasional. Hal itu berkaitan dengan kesepakatan mengurangi ekspor karet alam oleh tiga produsen utama. Yaitu, Indonesia, Malaysia, dan Thailand.

Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Panggah Susanto menyatakan, pemerintah terus menyiapkan berbagai strategi untuk mendongkrak penyerapan karet alam di dalam negeri. ’’Semua kementerian terkait ikut berunding tentang masalah ini. Bagaimana caranya supaya pengurangan ekspor itu bisa dipakai di dalam negeri,’’ ujarnya kemarin (10/3).

Panggah mengungkapkan, kini baru 15 persen produksi karet alam nasional yang dimanfaatkan di dalam negeri. Itu pun mayoritas disuplai ke industri ban. Karena itu, pemerintah perlu mencari alternatif pasar lain untuk menampung karet alam. ’’Misalnya, kita sudah bicara dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Perumahan Rakyat agar bisa untuk campuran aspal,’’ ungkapnya.

Setidaknya ada beberapa cara untuk menyerap lebih banyak karet dalam negeri. Pertama, menciptakan pasar di luar industri ban seperti untuk campuran aspal dan semen. Kedua, seperti yang dilakukan pemerintah Malaysia dan Thailand. Yakni, membeli langsung karet petani. ’’Perkiraan kami, cara itu bisa meningkatkan penyerapan menjadi 40 persen,’’ katanya.

Serapan karet alam di pasar domestik perlu ditingkatkan agar tidak terjadi kelebihan pasokan di pasar domestik. Berdasar informasi dari Kementerian Pertanian, produksi karet alam tahun lalu sekitar tiga juta ton dan 2,6 juta ton diekspor. Artinya, sekitar 400 ribu ton masuk pasar lokal. ’’Kalau bisa pasar di dalam negeri harus naik dua kali lipat,’’ jelasnya.

Dia menuturkan, peningkatan pasar di dalam negeri perlu menggandeng berbagai pihak, baik dari kementerian maupun swasta. Meski begitu, upaya tersebut diperkirakan tidak mudah karena industri pengguna karet di dalam negeri produksinya belum stabil. ’’Seperti industri ban itu sangat bergantung pertumbuhan penjualan otomotif,’’ ungkapnya.

Sebagaimana diberitakan, tiga negara produsen utama, yakni Indonesia, Malaysia, dan Thailand, sepakat mengurangi ekspor untuk mendongkrak kembali harga karet alam dunia. Ketiganya menggunakan skema alokasi ekspor (agreed export tonnage scheme/AETS). Indonesia telah berkomitmen mengurangi ekspor 238.736 ton. (wir/jpnn/fik)

Tinggalkan Balasan