Disdik Jabar Dorong Arya Tak Putus Sekolah

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Obesitas yang terjadi pada Arya Permana, 10, diduga terjadi karena salahnya pola didik. Bocah terberat di dunia itu putus sekolah karena kelebihan berat badan.

Untuk diketahui, Arya sebelumnya memiliki prestasi yang baik di sekolah. Namun, itu kemudian sirna karena Arya terbiasa tidak sekolah. Faktornya, kerap bangun malam, tidur lagi menjelang subuh dan bangun siang hari sekitar pukul 1 siang.

Untuk mencegah hal itu terjadi lagi, Dinas Pendidikan Jabar pun melakukan upaya proteksi jaminan pendidikan untuk Arya lewat perjanjian dengan kedua orangtuanya. Dalam perjanjian di atas materai tersebut, berisi ancaman Rp 1 miliar.

”Kalau Arya tidak bisa sekolah maka orang tuanya akan dituntut sebesar Rp 1 miliar,” tegas Kasi Kurikulum dan Kesiswaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Dinas Pendidikan Jawa Barat Esther Miori di RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, kemarin (14/7).

Dia mengatakan, kedatangan dirinya bersama tim Disdik Jabar ke RSHS, untuk melihat langsung kondisi Arya setelah dirawat menjalani perawatan.

Pihaknya bertemu langsung dengan orang tua Arya untuk membahas soal sistem pendidikan yang tepat buat Arya. Termasuk pendidikan selama menjalani perawatan di RSHS.

”Kemungkinan waktu pembelajarannya hanya memakan waktu 1 hingga 2 jam dalam satu kali pertemuan,” jelas Esther.

Lebih jauh Esther, menerangkan, Arya akan mulai mendapatkan pendidikan pada Jumat (15/7). Pemberian pendidikan ini, kata dia, merunut pada prestasi Arya di sekolah sebelum obesitas.

”Dulu Arya berprestasi, dia banyak kerja kelompok bersama teman-teman sekolahnya,” urainya.

Pasca rehabilitasi fisik di RSHS, kata dia, Disdik Jabar pun akan terus memonitor perkembangan pendidikan Arya. Tahapan awal, pendidikan di rumah. Setelah itu dinilai berhasil, maka Arya akan didorong kembali belajar di sekolah. ”Sebenarnya Arya berkeinginan keras untuk sekolah,” ujarnya.

Sementara itu, kondisi bobot tubuh Arya terus mengalami penyusutan. Sekretaris tim dokter yang menangani Arya, dr Noviana Andriani mengatakan, setelah dilakukan penimbangan oleh tim dokter, berat badan Arya mengalami penurunan menjadi 186,8 kilogram. Sebelumnya, bobot Arya mencapai 190,5 kilogram saat pertakali dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) pada Senin 11 Juli 2016 lalu.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan