Dipukul karena Berisik dan Tak Mau Cium Kaki si Pemilik

Siklus Kekerasan yang Terungkap dari Panti Asuhan di Batam

Di Panti Asuhan Rizki Khairunnisa, Batam, kekerasan dan pelecehan seksual bahkan sudah dilakukan serta dialami anak-anak di bawah usia lima tahun. Yang sudah seusia pelajar SD pun belum bisa membaca, menulis, dan berhitung.

WENNY C. PRHANDINA, Batam

BEGITU pinset ditunjukkan kepadanya, dengan serta-merta Ba langsung menyentuh alisnya. Terlihat kalau alis bocah perempuan dua tahun itu memang tidak rata.

”Ada indikasi pencabutan bulu menggunakan pinset tersebut,” kata Kepala Subdirektorat IV Ditreskrimum Polda Kepulauan Riau AKBP Edi Santoso kepada Batam Pos (Jawa Pos Group).

Edi turut mendampingi psikolog yang ditunjuk untuk memeriksa Ba. Pemeriksaan itu berlangsung tak lama setelah panti asuhan tempat Ba bernaung, Rizki Khairunnisa, Batam, digerebek polisi Oktober tahun lalu karena dugaan penyiksaan kepada anak asuh.

Bantuan psikolog diperlukan karena Ba mengalami trauma psikis akibat seringnya dia dijadikan korban tindak kekerasan dan pelecehan seksual. Muaranya, Ba belum bisa berbicara. Pemeriksaan pun harus dilakukan dengan menunjukkan benda-benda.

Selain pinset, ketika sebuah sapu ditunjukkan, Ba juga langsung menyentuh punggungnya. Lalu, ketika ditunjukkan foto Elvita, bocah itu bergidik ngeri dan mencoba menjauh. Dia tampak ketakutan.

”Dia bilang, ’Puang, puang, puang.’ Puang itu bahasa Bugis untuk menyebut ibu,” kata Edi.

Elvita adalah pemilik panti asuhan bermasalah tersebut dan telah ditetapkan sebagai tersangka. Selama ini, dia bertempat tinggal di belakang bangunan panti itu di kawasan Batuampar, Batam. Hanya dipisahkan sebuah pintu. Di sana, dia tinggal bersama suami, ibu, adik, dan kakaknya.

Di tempat-tempat penampungan baru, akhirnya terungkap bahwa yang dialami 18 anak di bawah usia 12 tahun ”alumni” Rizki Khairunnisa ternyata jauh lebih mengerikan daripada yang diduga selama ini. Bukan hanya korban kekerasan, anak-anak itu juga korban pelecehan seksual yang menuntun mereka menjadi pelaku pula.

Dari hasil visum, Ba juga terindikasi mengalami kekerasan fisik. Itu tampak dari gurat-gurat merah seperti bekas ”cakar” di bibir kemaluan dan selangkangannya. Ternyata, semua anak panti tersebut juga mengetahui kondisi itu.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan