Darurat Banjir, Banyak Sekolah Libur Panjang

Lebih dari Sepekan, Babat Tergenang Air Bah

bandungekspres.co.id – Banjir luapan yang melanda Kecamatan Babat, Lamongan, terjadi di luar perkiraan. Banjir kali ini tercatat sebagai yang terparah di Babat sepanjang sejarah. Dari seluruh ruas jalan yang ada, hanya sebagian jalan provinsi dan Jalan Kauman yang tersisa. Semuanya tergenang.

Bahkan, permukaan air kali ini juga lebih tinggi daripada banjir sebelumnya. Sekitar 2 ribu rumah, puluhan sekolah, puskesmas, sejumlah tempat ibadah, dan fasilitas umum lainnya tergenang banjir. ”Kemungkinan jumlah rumah yang tergenang bisa lebih dari itu. Saat ini terus kami data,” kata Lurah Babat Nur Wachid kemarin.

Bahkan, semua sekolah yang tergenang banjir akhirnya memutuskan untuk meliburkan aktivitas belajar. Siswa baru masuk lagi Kamis mendatang (10/3). ”Semua siswa selama ini masuk seperti biasa. Tetapi, kami tidak menyangka banjirnya sampai setinggi ini. Kami pulangkan semua siswa untuk belajar di rumah,” ujar Kepala MTs Negeri Babat Abdul Hayat kemarin.

Seminggu sebelumnya wilayah Kecamatan Babat sudah terendam banjir. Tetapi, sejak hujan lokal turun lebat dan ada kiriman limpahan air hujan dari kawasan hulu, banjir yang menggenangi wilayah Babat bertambah parah.

Bahkan, karena intensitas hujan tinggi, Rawa Gilang yang menjadi andalan untuk menampung air di wilayah Babat sudah tidak mampu bertahan. Jumat lalu (4/3) sekitar pukul 22.00 air meluber.

Luberan tersebut mengakibatkan banjir terparah di Babat sepanjang sejarah. Ketinggian air yang merendam rumah-rumah warga di Lingkungan Gilang, Tambangan, Sawo, mencapai 40-60 cm.

Akibat banjir itu, arus lalu lintas Lamongan-Bojonegoro-Tuban macet. Khususnya di pertigaan Depot Mira yang menghubungkan Lamongan, Bojonegoro, dan Tuban. Sebab, jalan yang tergenang banjir hingga setinggi 50 cm tersebut rusak berat. Kalaupun melaju, kendaraan hanya merambat hingga sepanjang lebih dari 5 kilometer.

Kasatlantas Polres Lamongan AKP Jalaludin kemarin turun langsung ke jalan bersama sejumlah anggota. Bahkan, handy talky yang dibawa Jalaludin sempat tercebur ke air ketika dia membantu menarik sebuah truk sarat muatan yang nyaris terguling.

Untuk mengatasi banjir di Babat, Pemkab Lamongan sebenarnya sudah mengoperasikan empat pompa penyedot air. Dua pompa yang didatangkan dari Lamongan memiliki kecepatan sedot air masing-masing mencapai 500 liter per detik. Tiga pompa air yang selama ini berada di Babat masing-masing hanya berkapasitas 150 liter per detik.

Tinggalkan Balasan