Darma Baktikan pengetahuan

Wisudawan Unpad Diharapkan Berguna Bagi Nusa Bangsa

bandungekspres.co.id– Universitas Padjajaran (Unpad) mewisuda sebanyak 1.983 orang yang terdiri dari lulusan Program Diploma-III dan Diploma-IV, Program Sarjana, Pendidikan Spesialis, Profesi, Magister dan Doktor. Dalam wisuda gelombang kedua tahun 2015/2016, Unpad memberikan penghargaan kepada wisudawan termuda, Getty Innash Nandika dari program studi kedokteran yang berusia 19 tahun 4 bulan. Unpad juga memberikan penghargaan kepada wisudawan tertua di mana M. Ulum A. Gani mendapatkan gelar doktor pada usia 66 tahun.

Menurut Rektor Unpad Tri Hanggono, kampus ini juga memberikan enam penghargaan pada wisudawan terbaik dari berbagai program pendidikan. Bahkan, pihaknya juga bersyukur atas pencapaian yang telah diraih oleh civitas akademika pada tiga bulan terakhir ini. ”Penghargaan itu diraih bukan hanya oleh para guru besar. 10 penghargaan di antaranya diraih oleh mahasiswa Unpad dan dua diantaranranya oleh Guru besar Unpad,” katanya kepada wartawan di Jalan Dipatiukurkemarin (3/2).

Dia menegaskan, wisuda tersebut dimaknai sebagai awal mengantarkan para wisuda mendarmabaktikan segala pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh. ”Upacara wisuda kali ini akan sia-sia apabila tidak memiliki arti bagi nusa dan bangsa,” katanya.

Menurutnya, para alumnus harus bisa seperti bunga-bunga yang tumbuh dipuncak gunung. Pasalnya bunga-bunga tersebut berkembang dalam waktu singkat, namun mampu mekar berseri memberikan keceriaan dan keindahan.

Di tempat yang sama, Ikatan Alumni Unpad Sapta Nirwanda menuturkan, wisuda merupakan momentum adanya perubahan sikap, prilaku dan pola pikir ke arah yang lebih baik. Apalagi saat ini, Indonesia telah memasuki Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). ”Tanpa adanya kemampuan yang memadai dalam menghadapinya, kita hanya akan menjadi penonton,” katanya.

Menurutnya perlu dilakukan peningkatan daya saing dalam teknologi, manajemen, sumberdaya manusia, serta upaya pengembangan inovasi. Diberlakukan MEA membuka persaingan secara terbuka aspek tenaga kerja antar negara ASEAN. Dia menegaskan, perlu adanya kompetisi kerja tinggi.

”Untuk itu perlu adanya grand design system pendidikan secara menyeluruh,” tuturnya.

Melalui hal tersebut diharapkan dapat menghasilka lulusan yang tidak hanya terdidik. Melainkan akan memiliki kemampuan dan kompetisi yang dibutuhkan secara nyata. Serta menjadi senjata ampuhbdalam memenangi persaingan. (nit/fik)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan