Dampak Negatif Dominasi Sebuah Tim di Liga Domestik

Roma gagal setelah kalah agregat 0-4 dari Real Madrid, sementara Juve harus berjuang begitu keras hingga babak extra time sebelum kemudian kalah 4-6 dari Bayern.

Di Europa League, hanya Lazio yang mencatat hasil sedikit lebih baik dengan melaju ke babak 16 Besar sebelum dihentikan Sparta Praha dengan agregat 1-4.

Sementara dua tim yang sempat membuat sensasi di paro pertama liga musim ini, Napoli dan Villarreal, malah keteteran pada babak 32 Besar.

Napoli harus takluk  agregat1-2 dari Villarreal, sementara La Viola, julukan Fiorentina, tersingkir dari jagoan Premier League, Tottenham Hotspur, dengan agregat 1-4.

”Hal itu menunjukkan Juventus telah menjadi semacam rintangan bagi tim yang mencoba meningkatkan levelnya,” papar Jackson dalam tulisannya di Forza Italian Football Maret lalu.

Begitu berkuasanya Juve di Italia mau tak mau membuat eks allenatore Bianconeri, sebutan lain Juve, periode 1994-1999, dan 2001-2004, Marcello Lippi, buka suara.

Menurut pelatih yang sudah mempersembahkan 13 trofi bagi klub asal Turin itu, seharusnya sudah saatnya bagi Juve untuk berjaya di Eropa. Sesuatu yang hilang dari mereka selama 20 tahun terakhir, atau sejak trofi Liga Champions musim 1995-1996 silam.

”Dominasi mereka di Italia benar-benar membuatku malu,” kata pria berusia 68 tahun pada Juni 2015 lalu seperti dilansir La Gazzetta dello Sport.

Di Bundesliga, prestasi para wakil mereka di Eropa masih sedikit lebih baik dari Italia. Pada Liga Champions, selain Bayern yang masih mampu melaju hingga semifinal, ada VfL Wolfsburg yang sempat membuat kejutan dengan mengalahkan Real Madrid 2-0 di leg pertama perempat final, sebelum kemudian tunduk 0-3 di Santiago Bernabeu.

Kemudian di Europa League, Dortmund membuat eks pelatihnya, Juergen Klopp, berpikir begitu keras sebelum kemudian menang dengan agregat 5-4.

Selain itu, di musim ini, Bayern juga dibuat cukup kerepotan dengan baru mengunci gelar pada spieltag ke-33, atau kala liga hanya menyisakan satu pekan lagi.

Meski begitu, keluhan terhadap Bayern juga disuarakan oleh beberapa kontestan yang lain. ”Liga berlangsung menarik hanya pada beberapa bagian saja. Seperti perebutan slot Liga Champions, Europa League, maupun perjuangan tim menghindari degradasi. Hanya inilah yang bisa menyelamatkan reputasi liga,” kata Direktur Olahraga Bayer Leverkusen, Rudi Voeller, dalam wawancaranya dengan BBC Sport.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan