Dampak Negatif Dominasi Sebuah Tim di Liga Domestik

bandungekspres.co.id – Sah-sah saja ketika sebuah tim kuat ingin menjadi yang terbaik dalam sebuah kompetisi domestik. Namun, ketika tim tersebut terlalu sudah terlalu sering menjadi juara, maka liga pun terancam membosankan. Dan imbasnya, kiprah mereka di Eropa pun kurang diperhitungkan.

BAYERN Muenchen dan Juventus. Dua klub yang tak diragukan memiliki tradisi yang begitu kuat di sepak bola Eropa. Baik itu di level domestik, maupun ketika mereka saling berjibaku di kompetisi elit Benua Biru.

Di liga masing-masing, sepanjang dekade 2010-an ini, nyaris tidak ada yang bisa mengganggu kemapanan mereka.

Bayern misalnya. Dua gol yang dicetak Robert Lewandowski di menit 15 dan 32, ketika mereka menang 2-1 dari Ingolstadt Sabtu malam (7/5), membuat klub asal Bavaria itu memungkasi ambisi Borussia Dortmund dengan gap delapan poin.

Prestasi itu makin lengkap tidak hanya karena Die Roten, sebutan Bayern, menjadi tim pertama yang mampu mengangkat Piring Salad, sebutan trofi Bundesliga, sejak kompetisi itu diperkenalkan 53 tahun lalu.

Der trainer mereka, Josep Guardiola, juga menorehkan statistik personal dengan mengumpulkan 254 poin dari 101 pertandingan, sedangkan Dortmund berada di posisi kedua dengan 194 poin.

Adapun dua pekan sebelumnya (24/4), Juventus telah mengunci gelar berkat kemenangan di kandang Fiorentina, sementara disaat bersamaan, Napoli yang menjadi rival terdekatnya, tumbang 0-1 dari AS Roma.

Ini adalah gelar kelima beruntun Si Nyonya Tua, julukan Juve, sekaligus mengulangi prestasi ketika mengamankan lima scudetto beruntun, musim 1930-1931 sampai1934-1935 silam.

Tidak ada yang menyalahkan keberhasilan Bayern maupun Juve dalam mengamankan titel juara secara beruntun. Karena mereka tampil dengan sangat baik.

Namun, penulis olahraga asal Inggris, Marco Jackson mengatakan dengan khawatir bahwa terlalu dominannya sebuah tim di liga domestik tidak hanya membuat liga tersebut menjadi begitu membosankan.

Namun, dari segi prestasi. Seperti yang terlihat, terdapat sebuah jurang yang begitu menganga antara kualitas pasukan Massimiliano Allegri tersebut dengan tim-tim Serie A lainnya.

Indikator paling gampang bisa terlihat dari kiprah mereka di kompetisi Eropa musim ini. Di Liga Champions, baik Juve maupun Roma sama-sama tersisih dari knockout pertama alias 16 Besar.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan