Berharap Cuaca Bersahabat, Waduk Saguling Butuh Tambahan Debit Air

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Kesiapan venue ski air di Waduk Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB) masih terkendala debit air yang menyusut. Pengurus Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) XIX/2016 bahkan meminta PT Indonesia Power (IP) selaku pengelola untuk membantu merekayasa debit air yang tertampung agar tinggi muka air (TMA) bertambah.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan selaku Ketua Umum PON XIX/2016 meninjau langsung kondisi waduk Saguling, kemarin (8/9).

”Kita ingin ada rekayasa bendungan supaya yang masuk lebih banyak dari yang keluar. Sehingga bisa naik (debit) jadi pertandingan bisa dijalankan,” kata Heryawan di Kota Baru Parahyangan, kemarin.

Kepala daerah yang akrab disapa Kang Aher ini mengatakan, penambahan debit air masih sangat mungkin dilakukan. Ditambah dengan curah hujan yang diharapkan turun untuk menambah TMA.

Dia berharap, IP dapat membantu mengendalikan air keluar yang akan mengalir ke waduk Cirata dan Jatiluhur. Dengan begitu, TMA waduk Saguling dapat sesuai dengan standar ideal pertandingan ski air.

”Kalau bisa menaikan satu meter maka pelaksanaan pertandingan akan di sini. Tidak ke lokasi lain,” tuturnya.

Meskipun demikian, Aher menegaskan, cabor ski air akan tetap dilaksanakan di Waduk Saguling. Jika skenario rekayasa tidak bisa dilakukan maka akan dilakukan rencana lokasi lain sebelum pertandingan dimulai.

Ahli Muda Rencana dan Pengendalian Operasi Niaga PT IP Unit Pelayanan Waduk Saguling Arif menyebutkan, saat ini ketinggian TMA Waduk Saguling berkisar 636,25 meter.

Arif mengatakan, sesuai pola operasi yang ditetapkan, TMA Waduk Saguling saat ini tergolong normal. Penyusutan terjadi akibat musim kemarau yang biasa terjadi pada April hingga September.

Selain itu,  rekayasa penambahan debit air memang terbilang sulit untuk dilakukan. Karena berhubungan dengan pengadaan listrik dari PLTA di Waduk Jatiluhur, Cirata, dan Saguling sendiri.

”Memang TMA saguling kalau ditahan untuk penyelenggaraan PON kita agak kesulitan. Kalau ketahan sampai tinggi. Karena Saguling punya batas,” ujar Arif.

Meski demikian, dia mengaku akan berkoordinasi dengan Pusat Pengatur Beban (P2B) sebagai pengelola utama. Sebab, pengurangan debit air yang keluar dari waduk Saguling akan berdampak pada hajat hidup masyarakat. Sehingga koordinasi akan membentuk skenario rekayasa yang terbaik bagi penyelenggaraan PON dan kehidupan masyarakat. Arif menambahkan lewat rekayasa debit air tidak mudah. Maksimal TMA hanya dapat bertambah sekitar satu meter.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan