Aparat Pajak Mulai Lakukan Pemanggilan

Kementerian Keuangan telah mengidentifikasi negara, rekening, bank, dan nama-nama 6.000 orang Indonesia tersebut. Dengan skema yang akan diterapkan dalam RUU pengampunan pajak, rekening itu diharapkan bisa kembali ke Indonesia, atau paling tidak pemilik rekening bisa melaporkan asetnya.

Di tempat yang sama, Ken Dwijugiasteadi menambahkan bahwa data Panama Papers masih harus diselidiki lagi. Sebab, data tersebut bukan berasal dari lembaga resmi yang berwenang. Ken juga menuturkan bahwa sebenarnya selama ini DJP telah memiliki data yang lebih akurat terkait dengan pengemplang pajak dan negara tujuannya.

Data tersebut langsung berasal dari negara-negara G-20 di mana Indonesia juga termasuk di dalamnya. ”Kami peroleh data itu bukan dari Panama Papers. Kita peroleh data dari tax authority atau dirjen pajak di negara-negara G-20. Jadi data kita lebih resmi,” jelasnya. Tetapi, lanjut Ken, pihaknya akan tetap menjadikan data dalam Panama Papers sebagai salah satu referensi yang bisa dijadikan pertimbangan.

Namun, Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat (P2Humas) DJP Mekar Satria Utama menuturkan, bahwa ada unit khusus yang akan mengkaji data tersebut. Dokumen tersebut akan dibandingkan dengan data DJP. ”Jika konsisten, maka akan menambah potensi penggalian kami. Tetapi jika tidak, ini akan menjadi data baru untuk diselidiki lebih lanjut,” tutur Mekar.

Dia menjelaskan, proses selanjutnya yakni DJP akan meminta keterangan wajib pajak yang masuk dalam dokumen tersebut. Jika dalam tahapan klarifikasi itu si pembayar pajak tidak memberi keterangan dengan jelas dan enggan memperbaiki SPT maka memasuki tahapan pemeriksaan. ”Jadi nanti kami panggil satu per satu orang yang namanya ada di Panama Papers,” sebutnya.

Pengusaha yang kini memasuki dunia politik, Sandiaga Uno yang namanya masuk daftar Panama Papers, langsung buka suara. Dia mengakui bahwa bisa jadi namanya termasuk salah satu klien Mossack Fonseca, sebab perusahaannya menanamkan modal ke berbagai negara.

”Saya lupa apakah pernah punya kerjasama dengan Mossack atau tidak karena sudah hampir setahun tidak urusi bisnis,” ujar mantan CEO Saratoga Investama ini.

Tinggalkan Balasan