Aksa 7 Artspedition, Karya Perjalanan Filmmaker Muda untuk Indonesia

Puncak terakhir yang akan mereka dokumentasikan perjalanannya adalah Puncak Carstensz, Papua, pada 28 April. ”Kami memulainya dari barat Indonesia dan mengakhirinya di timur,” ucapnya.

Di setiap pendakian, enam anggota Aksa 7 berangkat bersama satu ekspeditor tamu. Masing-masing dibekali kamera. ”Jadi, ada tujuh ekspeditor, tujuh kamera, tujuh gunung di Indonesia,” papar Anggi.

Di tiap pendakian, seorang anggota Aksa 7 tidak ikut serta. Dia berperan men-support kebutuhan tim dan memonitor di Jakarta. Para ekspeditor tamu yang diajak adalah Alex, porter lokal di Kerinci; Matthew Tandio Putra, pendaki cilik berusia sepuluh tahun yang bergabung dengan Aksa 7 di Semeru; dan Djukardi ”Bongkeng” Adriana, pendaki 64 tahun ketika di Rinjani.

Presenter Medina Kamil menjadi ekspeditor tamu di Bukit Raya, Alfira ”Abex” di Gunung Latimojong, serta aktor dan presenter Darius Sinathrya untuk Gunung Binaiya. Untuk ekspedisi terakhir ke Cartensz, aktris dan presenter Nadine Chandrawinata yang bakal ikut serta.

Dalam Aksa 7 Artspedition, Anggi bertindak sebagai sutradara. Alumnus Sinematografi Institut Kesenian Jakarta tersebut menjelaskan, karena output-nya berupa film dokumenter, tidak ada skenario dalam penggarapan film.

Tetapi, tetap ada storyline dan konten di tiap gunung. Untuk Gunung Kerinci, misalnya, Aksa 7 menitikberatkan konten pada sektor ekonomi kerakyatan. ”Belum banyak masyarakat yang mengetahui bahwa teh yang tumbuh di kaki Kerinci adalah kualitas nomor satu di dunia. Tapi, itu justru diekspor ke negara lain. Sementara teh yang kita nikmati hanya kualitas nomor dua atau nomor tiga,” tuturnya.

Di Semeru mereka mengusung konten mengenai kesadaran untuk menjaga gunung. Rinjani berbicara tentang cinta. Cinta kepada Tuhan dan alam. Latimojong mengulik kopi. Kemudian, Bukit Raya mengandung konten pohon. Topografi gunung di Katingan, Kalimantan Tengah, itu memang penuh dengan hutan rimbun dan pepohonan besar.

Ekspedisi ke tujuh gunung memerlukan effort yang luar biasa. Baik secara fisik, mental, maupun pendanaan. Terlebih, perjalanan tersebut dilakukan untuk menghasilkan output film. ”Selain fisik harus kuat, perlu konsentrasi ekstratinggi,” ucap Rivan Hanggarai, 27, anggota tim Aksa 7 yang berbekal kamera DSLR dan GoPro di setiap pendakian.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan