Aksa 7 Artspedition, Karya Perjalanan Filmmaker Muda untuk Indonesia

 

Aksa 7 menggarap film dokumenter tentang tujuh puncak di tanah air yang tak hanya bercerita tentang pendakian. Menyelipkan unsur sosial, budaya, ekonomi, religi, dan edukasi.

Nora Sampurna, Jakarta

TEORI yang diyakini Anggi Frisca itu terbukti tepat pada malam sebelum keberangkatan ke Maluku. Dia dan rekan-rekannya yang tergabung dalam Aksa 7 mendapat kucuran donasi dalam jumlah besar.

Ekspedisi ke Gunung Binaiya di Pulau Seram, Maluku, pun akhirnya terlaksana pada 28 November tahun lalu. Binaiya menjadi puncak keenam dari tujuh puncak gunung di tanah air yang perjalanannya mereka dokumentasikan jadi sebuah film dokumenter.

”Saya percaya teori mestakung. Ketika kita benar-benar berusaha untuk tujuan yang besar, semesta mendukung,” ungkap Anggi saat ditemui di area Indonesia Outdoor Festival (Indofest) 2016 di Istora Senayan Rabu malam lalu (6/4).

Semua bermula dari perjalanan Anggi ke Nepal pada 2014. Persisnya ke Island Peak, salah satu puncak Himalaya, di ketinggian sekitar 6.100 mdpl (meter di atas permukaan laut).

Berbekal kamera dan laptop, selain perlengkapan pendakian tentunya, itulah untuk kali pertama Anggi melakukan perjalanan jauh. Dan hanya sendirian.  Pulang dari Nepal, perempuan kelahiran Bandung tersebut merasakan ada dorongan kuat dari dalam diri. ”Ada suara-suara hati yang keluar, koreksi diri dan pelajaran yang didapat dari setiap perjalanan,” ungkapnya.

Dari situ muncul gagasan untuk membuat film dokumenter tentang perjalanan ke tujuh puncak gunung di tanah air. ”Spiritnya bahwa dalam pendakian, bukan gunung yang ditaklukkan, tapi menaklukkan diri sendiri,” tutur sinematografer di film Tanah Surga… Katanya, Mata Tertutup, dan Sagarmatha itu.

Menggandeng beberapa teman sesama filmmaker yang punya passion sama, terbentuklah Aksa 7 dengan proyek yang bernama Aksa 7 Artspedition. Selain Anggi, ada Jogie Kresna, Yohanes Pattiasina, Rivan Hanggarai, Wihana Erlangga, Teguh Rahmadi, dan Teryza Ranggono.

Perjalanan dimulai pada 20 November 2014 dari Gunung Kerinci di Jambi. Dilanjutkan ke Semeru (Jawa Timur), Rinjani (Nusa Tenggara Barat), dan Bukit Raya di Kalimantan Tengah. Empat pendakian tersebut dilakukan secara maraton hingga Januari 2015. Disusul ke Gunung Latimojong di Sulawesi Selatan pada 28 April 2015 dan Gunung Binaiya pada 28 November 2015.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan