Adu Cerdik Dua Pelatih Berisik di Final Liga Europa

bandungekspres.co.id – Juergen Klopp dan Unai Emery tidak hanya beradu taktik ketika tim besutan masing-masing, yakni Liverpool dan Sevilla, bertarung di final Europa League Kamis dini hari (19/5). Mereka juga akan memertontonkan siapa pelatih yang lebih berisik di tepi lapangan St Jakob Park, Basel.

Ya, Klopp sudah terkenal sebagai pelatih yang tak pernah bisa duduk diam di bench pemain kala tim asuhannya bertanding. Dia berteriak, memotivasi, maupun berkonfrontasi dengan pelatih atau ofisial lawan. Selalu ada yang dia lakukan seperti seorang anak hiperaktif yang habis makan cokelat.

Bagaimana mungkin pemainnya tidak bermain dengan penuh semangat untuk mempraktikkan gegenpressing kalau melihat sang pelatih di sisi lapangan lebih heboh? Bahkan, saat berselebrasi gol, terkadang dia malah lebih heboh ketimbang fans garis keras.

Juga, dia bertemu dengan lawan yang sepadan. Bukan hanya soal adu taktik, tapi juga kadar berisik di tepi lapangan. Adalah hal biasa kalau pelatih memberikan motivasi di ruang ganti pada awal pertandingan atau jeda. Nah, Emery bakal melakukannya selama 90 menit atau lebih.

Baca juga: Data dan Fakta Laga Final Liga Europa Liverpool vs Sevilla

Saat kickoff dimulai, para pemain Sevilla berlarian di lapangan. Di tepi lapangan, Emery juga tak berhenti berjalan lalu-lalang. Tangannya tak pernah diam. Dia kerap berteriak seperti orang sinting yang kehabisan obat. Bahkan, ofisial Sevilla tidak kaget lagi kalau tiba-tiba bahunya jadi sasaran dorongan atau pukulan Emery.

Tentu akan sangat menarik melihat dua pelatih yang penuh semangat dan berisik itu berada di sisi yang bersebelahan. Apalagi dalam sebuah pertandingan dengan tensi serta tekanan yang setinggi final Europa League. Kalau mengingat kiprah dalam dua final sebelumnya, sepertinya Emery sudah fasih.

Secara usia, keduanya masih sama-sama muda. Emery berusia 44 tahun dan Klopp empat tahun lebih tua. Ada beberapa kesamaan taktik yang mereka terapkan. Mereka suka memakai pressing sebagai senjata utama, meski gaya pressing-nya tidak persis.

Dalam analisis Outside of the Boot, Emery punya formasi andalan 4-2-3-1. Namun, formasi itu punya fluiditas atau kelenturan bertransformasi menjadi 4-3-3 saat dibutuhkan. Juga, mantan pelatih Valencia tersebut sangat piawai dalam urusan merotasi pemain.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan