Tangkap 10,1 Juta Pekerja Informal

BANDUNG – Jumlah tenaga kerja sektor informal di Jawa Barat mencapai 10,1 juta orang. Angka ini menjadi konsern untuk mengejar kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan.

Adjat Sudradjat Kepala BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Jawa Barat
Adjat Sudradjat
Kepala BPJS Ketenagakerjaan
Wilayah Jawa Barat

Meski, kata Kepala BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Jawa Barat Adjat Sudradjat, untuk merealisasikannya bukan hal mudah. Sebab, butuh energi ekstra dari sumber daya manusia di internal, karena mereka tersebar pada berbagai usaha mikro yang kini tumbuh.

Menurut dia, upaya yang dilakukan dalam mewujudkannya bisa menggandeng koperasi, kelompok tani dan nelayan. Bahkan, sampai merangkul bank pemerintah yang menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR). Hasilnya, sementara ini direspons positif. ’’Kami optomistis bisa mengejar (pekerja di usaha) mikro. Tinggal terus action saja,” kata dia dijumpai di kantornya, di Jalan P.H.H. Mustofa, kemarin (19/5).

Adjat menjelaskan, fokus penggarapan pekerja informal, merupakan jawaban dari lambatnya pencapaian pertumbuhan kepesertaan tenaga kerja sektor formal pada triwulan satu, semester pertama. Kurang enam persen dari total target. Kondisi itu tidak tercermin dari jumlah perusahaan secara keseluruhan yang jadi peserta tumbuh 112 persen.

’’Kenapa? Karena perusahaan yang tumbuh ritel dan mikro. Yang tenaga kerjanya 10 orang, paling banyak 25 orang,” jelas pria berkaca mata ini.

Sedangkan industri yang memiliki tenaga kerja besar di Jawa Barat belum kelihatan. Artinya, banyak pabrik baru, tapi belum aktiv berproduksi. Misal, di Cianjur, Majalengka, Subang. Keadaan ini terjadi diprediksi menunggu kondisi ekonomi stabil. Contoh lain, ada industri yang relokasi dari Tangerang ke Cianjur membutuhkan 1.800 orang tenaga kerja, tapi bertahap.

Kemudian, cara lain yang dilakukan untuk mendorong kepesertaan adalah, bekerja sama dengan dinas perizinan di pemerintah daerah. Bentuknya, ketika memperpanjang izin harus melampirkan sertifikat bukti iuran terakhir BJPS tenaga kerja. Pola ini sudah dijalankan di Kota Bogor dan Kota Bekasi. Tengah dikebut pejajagannya adalah Kota Bandung. ’’Ini (kerja sama dengan pemerintah daerah) sedang kami rintis,’’ terang dia.

Hasilnya, kata pria murah senyum ini, dari dua kota yang sudah running, ada peningkatan kepesertaan signifikan. Kontinu tiap hari.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan