Taman Cimindi Prioritas Pembangunan

 Pemkot Gelontorkan Dana Rp 2,5 Miliar

CIMAHI – Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Cimahi menargetkan pada tahun ini penataan terhadap taman bawah flyover Cimindi bisa tuntas. Dengan begitu, kawasan yang semula kumuh tersebut sudah bisa digunakan warga untuk berinteraksi.

Flyover Cimindi - bandung ekspres
ISTIMEWA

KUMUH: Flyover Cimindi yang terletak di perbatasan antara Kota Cimahi dan Kota Bandung terlihat kurang layak. Untuk itu, Pemkot Cimahi bertekad membuat taman di bawah jembatan tersebut.

Kepala Bidang Pertamanan Pemakaman Penerangan Jalan Umum dan Dekorasi Kota DKP Kota Cimahi, Ade Ruhiyat mengatakan, penataan kawasan Cimindi dilakukan oleh lintas SKPD seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan dan Pertanian (Diskopindagtan).

”Sebab, kawasan Mahar Martanegara dan Mintareja itu menjadi koridor utama pintu masuk kota,” katanya, kepada pewarta, belum lama ini.

Disinggung mengenai MoU yang dilakukan dengan Pemkot Bandung, Ade menjelaskan, pihaknya akan kembali menagih komitmen daerah yang dipimpin oleh Ridwan Kamil itu. Karena hingga kini, Bandung belum melakukan aksi apapun.

Karena Cimindi merupakan daerah perbatasan Cimahi dan Kota Bandung, maka penataan pun harus dilakukan bersama-sama agar memberikan efek perubahan yang nyata.

”Rencananya, pada Kamis (26/3) kami akan bertemu dengan Pemkot Bandung untuk membicarakan itu,” paparnya.

Disinggung terkait anggarannya, Pemerintah Kota Cimahi akan menggelontorkan anggaran hingga Rp 2,5 miliar untuk penataan taman bawah flyover Cimindi.

Kawasan perbatasan yang dulunya kumuh itu menjadi prioritas pembangunan Cimahi dan Kota Bandung. Kedua pemerintah daerah ini ’patungan’ untuk menata kawasan tersebut menjadi lebih baik.

Sampai saat ini, Pemkot Cimahi sudah menggelontorkan anggaran cukup besar. Melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP), anggaran untuk penataan taman flyover Cimindi sebesar Rp 2,3 miliar.

Sementara untuk perencanaan pembangunannya, pemkot mengalokasikan anggaran hingga Rp 100 juta. Sedangkan untuk pengawasan pekerjaan dialokasikan sebesar Rp 70 juta.

Ade mengatakan, anggaran sebesar itu merupakan plafon rencana dan belum tentu terpakai seluruhnya.

”Sekarang proyek itu sedang memasuki tahap lelang perencanaan. Nanti bisa dilihat seperti apa kebutuhannya,” katanya.

Tinggalkan Balasan