Tak Melulu Berkesan Negatif

Mall Berdampak Signifikan bagi Masyarakat

ADANYA pusat perbelanjaan atau mal, dapat memberikan peningkatan pendapatan negara dalam bentuk pajak, karena adanya aktivitas ekonomi disitu. Aktivitas ekonomi yang terjadi juga bukanlah main-main, karena faktor penggerak transaksi kaum urban yang datang ke mal sudah tentu didominasi kalangan menengah ke atas.

mal
PADAT: Selalu ramainya mal hampir disetiap hari, salah satunya disebabkan masih minimnya ruang terbuka bagi masyarakat untuk berkumpul.

Sejatinya, mereka bisa mengeluarkan lebih dari Rp 100 ribu untuk setiap kedatangan mereka ke pusat perbelanjaan. Yakni akumulasi dari parkir, belanja, makan dan minum, atau kegiatan lain seperti nonton bioskop.

Ini adalah hal yang sangat menggiurkan, terutama untuk pemerintah sebagai pendapatan negara. Meningkatnya jumlah orang kaya pada 2015 dan boomingnya industri kreatif, dapat turut mendongkrak psikologis manusia untuk berbelanja. Berbelanja hal-hal yang mungkin tidak terlalu dibutuhkan.

’’Setiap pendirian mal berarti penyerapan tenaga kerja baru. Setiap pertumbuhan ekonomi sebesar 1 persen. Masih belum bisa menutupi angka jumlah pengangguran sebanyak 10 juta orang lebih di Indonesia,’’ ungkap Owner Toko Pakaian Muslim Muhammad Nurdin, 39, kepada Bandung Ekspres di kantornya kemarin (4/2).

Mal dapat menjadi sebuah lambang pengakuan mengenai perekonomian di suatu wilayah, dan juga memberikan fasilitas dan menampung seluruh kebutuhan masyarakat kota pada umumnya. Sehingga, mal menjadi bangunan wajib yang ada di hampir seluruh pusat kota di Indonesia

Dia menambahkan, Pembangunan mal akhir-akhir ini semakin meningkat. Tentu ada dampak positif dan negatifnya dari pertumbuhan tersebut.

Dalam konsep teori pembangunan perkotaan, yang seharusnya menjadi tempat berkumpul warga kota adalah taman atau area terbuka. Namun, karena keterbatasan dana dari pemerintah daerah untuk membangun taman baru dan perawatan taman yang telah ada, maka mereka sulit mendapatkan taman atau lahan yang nyaman dikunjungi.

Ada hal menarik di balik pertumbuhan mal yang meningkat, yaitu karena warga kota kehilangan tempat untuk sekedar berkumpul. Maka mal menjadi satu-satunya tempat untuk ajang berkumpul dan interaksi antar warga kota. (mg8/far)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan