Sumber Air Mengering

 [tie_list type=”minus”]Situ Sipatahunan Jadi Andalan Warga[/tie_list]

BALEENDAH – Ratusan warga di Kampung Sipatahunan RW 05 dan 06, Kelurahan Baleendah, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, mengalami kekurangan air bersih. Hal tersebut terjadi sejak beberapa bulan belakangan.

Pasalnya, sumur milik warga mengalami kekeringan sejak dimulainya musim kemarau saat ini. Warga terpaksa mengambil antre di dekat Situ Sipatahunan, karena dekat area situ terdapat dua sumur yang masih memiliki cadangan air. Warga pun terpaksa antre mengular dan mengangkut air sendiri demi mendapatkan air bersih.

Berbekal jerigen dan ember, warga berbondong-bondong mendatangi sumber air. Tak jarang di antara mereka yang dengan sengaja mencuci baju dekat sumur tersebut. Bahkan, ada juga yang terlihat membawa roda untuk jerigen air, supaya dapat memiliki banyak stok air untuk kebutuhan sehari-hari.

Lina, 45, seorang warga yang sedang mengambil air di sumur tersebut mengungkapkan, dirinya setiap hari terpaksa mengambil air di sumur itu, karena air sumur di rumahnya sudah tidak mengeluarkan air bersih. Untuk kebutuhan mandi dan mencuci, dirinya harus mengambil dari sumur Sipatahunan tersebut. Sedangkan untuk minum dan memasak, dirinya harus membeli air galon.

’’Meskipun jarak sumur dari rumah saya jauh, tapi mau bagaimana lagi, karena dimana-mana sudah mengalami kekeringan. Bahkan, buat masak pun saya harus membeli air gallon,’’ ungkap Lina kepada Soreang Ekspres (Grup Bandung Ekpres) kemarin (29/7).

Meski di rumahnya sudah mengalami kekeringan, namun Lina bersyukur masih bisa mengambil air dari sumur di Sipatahunan. Dia menilai, meski musim kemarau namun air di sumur Sipatahunan tidak pernah mengering. Sumber air tersebut juga menjadi andalan bagi warga sekitar.

’’Kalau sudah kemarau gini banyak yang antre ambil air ke sini. Kadang juga banyak yang nyuci. Airnya juga bening dan masih layak konsumsi. Cuma yang ditakutkan kalau air dari sumber Sipatuhan kering, nanti kami mau mengambil air dari mana,’’ tambahnya.

Lina juga menjelaskan, Situ Sipatahunan yang memiliki luas sekitar 3 hektare tersebut memang menjadi sumber air bagi banyak warga. Daerah yang masih rimbun tersebut membuat air di Sipatahunan tak pernah mengering. Situ Sipatahunan yang dibangun pada tahun 1971 itu, awalnya dibangun untuk mengairi ratusan hektare sawah di Baleendah. ’’Air situ berasal dari dua sungai yang mengalir di Kampung Baleendah, yakni Sungai Cipancur dan Gajah Ngamuk,’’ pungkasnya. (yul/far)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan