Sulit Dapat Air Bersih

[tie_list type=”minus”]Resapan Tanah dan Aliran Sungai Jadi Kambing Hitam[/tie_list]

SOREANG – Kemarau panjang yang terjadi beberapa bulan terakhir ini, berakibat kurang baik bagi masyarakat di beberapa wilayah di Kabupaten Bandung. Seperti di Desa Sekarwangi, Kecamatan Soreang, warga kini mulai kesulitan air bersih.

Seorang warga Fajar Kharisma, 30, mengatakan, daerahnya menjadi langganan kekeringan saat kemarau yang berdampak pada sulitnya mendapatkan air bersih. ’’Kalau musim kemarau pasti setiap daerah kerap kali kekeringan. Belum lagi, daerah sini resapan airnya memang jelek. Warga di sini kan rata-rata mengandalkan dari aliran sumber air Sungai Cibeureum,’’ ujar Fajar kepada Soreang Ekspres (Grup Bandung Ekspres) kemarin (26/7).

Sulitnya mendapatkan air bersih ini tidak hanya dialami oleh warga saat musim kemarau tiba. Mereka pun kerap kesulitan air bersih, walaupun hanya tiga hari tak turun hujan. Menurutnya, ada tiga desa yang mengandalkan air dari Sungai Cibeureum. Yakni Parung Serab, Desa Sekarwangi, dan Desa Cingcin. ’’Kalau daerah sini jangankan musim kemarau, ketika tiga hari tidak hujan saja langsung susah air. Kalau pun ada air, itu tidak terus menerus mengalir, karena kan yang mengandalkan air dari Sungai Cibeureum ada tiga desa’’ terangnya.

Tidak jarang, air berhenti mengalir ke daerahnya karena setiap desa sama-sama saling membutuhkan. Bahkan, ketika air berhenti, warga harus memperbaiki salurannya ke irigasi di Sungai Cibeureum. ’’Setelah saluran diperbaiki, siang hari air bisa mengalir cukup besar. Tapi sorenya bisa langsung kering lagi. Makanya warga harus pintar-pintar menampung air. Soalnya dari desa lain juga kan sama-sama membutuhkan, otomatis kerap tersendat di salurannya,’’ tuturnya.

Solusi terkait permasalahan air ini, kata dia, sudah beberapa kali diajukan ke pihak RW. Namun, hingga saat ini realisasinya kurang diketahui telah berjalan atau tidak. Ketersediaan air ini pun, ketika warga inisiatif memperbaiki saluran irigasi, kekuatannya hanya bisa bertahan selama satu minggu. Setelahnya, warga kembali kesulitan mendapat air bersih.

Padahal, air ini menjadi kebutuhan hidup yang sangat penting. ’’Ada dua masalah, pertama keterbatasan airnya karena sekarang belum ada solusi soal saluran ini. Selain itu, pemerintah kan harus memikirkan juga soal kebersihan air itu, karena menyangkut kesehatan warga juga,’’ tambahnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan