Sulap Limbah Jadi Kerajinan

[tie_list type=”minus”]Dua ”Bank Sampah” Berdiri di KBB [/tie_list]

PADALARANG – Kabupaten Bandung Barat sudah memiliki ”Bank Sampah” di dua lokasi yang mampu meningkatkan kebersihan lingkungan sekaligus menjadi ladang ekonomi masyarakat setempat. Dua lokasi tersebut yaitu di Kecamatan Cihampelas yang dikelola Koperasi Bangkit Bersama dan di Koperasi Berkah di Cimareme.

Sulap Limbah Jadi Kerajinan - Bank Sampah Bandung Barat - bandung ekspres
Istimewa

KREATIF: Sejumlah ibu tim penggerak PKK tengah membuat kerajinan tangan berbagan dasar lintingan koran bekas.

Bank Sampah yang dikelola Koperasi Bangkit Bersama di Kampung Babakan Cianjur, RT 08/RW 04, Desa Cihampelas, Kecamatan Cihampelas terbilang sudah berkembang pesat.

Sejak didirikan tahun 2009, sudah bisa menampung puluhan ton sampah plastik dan eceng gondok. Sampah-sampah itu kebanyakan dikumpulkan dari genangan Waduk Saguling di sekitar wilayah Kecamatan Cihampelas. Begitupun dengan gulma eceng gondok berasal dari Waduk Saguling. ”Eceng Gondok menutupi hampir 75 hektare perairan Waduk Saguling. Paling tidak dengan pengambilan eceng gondok dan sampah plastik mampu mengurangi 20 persen,” kata Ketua Koperasi Bangkit Bersama Indra Darmawan di Padalarang kemarin (10/6).

Untuk mengumpulkan sampah plastik dan eceng gondok, Koperasi Bangkit Bersama menggandeng 58 orang pemulung. Setiap sampah plastik dihargai Rp 1300 per kilogram, sedangkan eceng gondok hitungannya dibayar Rp 25 ribu per hari. ”Eceng gondok yang dikumpulkan diolah menjadi kerajinan beraneka jenis tas, mulai tas wanita, pria dewasa, sampai tas sekolah. Sementara sampah plastik dijadikan biji plastik,” ujarnya.

Produksi tas eceng gondok sudah menjangkau hampir daerah di Indonesia. Hanya saja pemasarannya masih sangat terbatas, baru melalui jaringan online belum masuk toko.

”Paling penjualannya di pameran-pameran seperti pameran Sewindu KBB yang digelar Pemkab Bandung Barat. Dalam setiap pameran, kami tidak sekedar memperkenalkan sekaligus menjual tas tapi juga tetap menampung sampah,” tandasnya.

Harga tas berbahan baku eceng gondok yang termurah Rp 45 ribu dan termahal Rp 200 ribu.   Untuk memproduksi tas tersebut melibatkan 12 perajin di Desa Cihampelas. Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) KBB Apung Ahadiat mengatakan, KBB baru memiliki bank sampah berbadan hukum. Dengan 16 kecamatan, jumlah bank sampah yang dimiliki idealnya disesuaikan dengan jumlah kecamatan. ”Kita inginkan setiap kecamatan ada. Sehingga di masing-masing kecamatan dapat terjaga dan kondisi lingkungan yang jauh lebih bersih,” pungkasnya. (drx/fik)

Tinggalkan Balasan