Suara Eropa Terbelah

Presiden federasi sepak bola Prancis FFF Noel Le Graet secara terang-terangan mengaku bahwa dia memilih jalan lain dengan memberikan suara untuk Blatter. ”Semuanya hanya soal kapabilitas, Blatter lebih baik dari Pangeran Ali. Jika UEFA tidak memilih Pangeran Ali, saya rasa dia juga tidak akan mendapat banyak suara,” ucapnya, kepada media local Prancis, L’Equipe.

Diakuinya, FIFA di bawah Blatter memang tengah disorot terkait dengan skandal suap akhir-akhir ini. Dia pun mengabaikan himbauan UEFA. Di matanya, Blatter tetap bersih dari segala macam skandal, termasuk suap. ”Sejauh ini tidak ada yang bisa membuktikan Blatter terlibat,” klaimnya.

Fakta ini tentu bisa membuyarkan agenda untuk menyamakan persepsi sesama negara di Eropa menyikapi naiknya lagi Blatter. Terutama untuk ancaman memboikot Piala Dunia 2018 dan 2022. Agenda itu rencananya bakal digodok dalam sebuah pertemuan setelah laga final Liga Champions di Olympiastadion, Berlin, akhir pekan ini (6/6).

Yang jadi tanda tanya besar saat ini adalah di mana Platini setelah kemenangan Blatter? Sejak selepas Pemilihan Presiden, tidak ada lagi kecaman yang keluar dari mulut Platini seperti sebelum Kongres FIFA dimulai. Ancaman boikot dari Piala Dunia seakan hanya isapan jempol belaka.

Sebagai pihak yang ikut mendukung Platini, federasi sepak bola Inggris FA pun meminta Platini untuk bersikap dan menunjukkan dirinya sebagai pemimpin UEFA. ”Platini harus berdiri, karena aksi ini butuh leader yang nyata. Dia harus berdiri dan mengkritik Blatter, dan harus memimpin gerakan oposisi ini,” pinta Ketua FA, Greg Dyke, saat wawancara di Program Sportsweek BBC Radio 5 Live.

Dalam pandangannya, Platini disebut Dyke tidak boleh lagi merepresentasikan Prancis. Sebaliknya, dia harus sehati dengan negara-negara UEFA penentang Blatter. ”Anda pasti akan menjadi Belanda, atau menjadi Jerman yang menuntut perubahan. Mereka hanya akan bertindak jika ada tindakan serius, kalau tidak, ya tidak ada gunanya,” tuturnya.

Sampai saat ini, memang baru Inggris yang berani memberikan pernyataan frontal untuk memboikot Piala Dunia. Dyke menyebut tidak harus semua negara berada di belakang gerakan oposisi ini. ”Cukup dengan mendapatkan dukungan dari 10 negara besar, saya rasa gerakan ini akan berdampak besar,” tegasnya. (ren/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan