Soreang Hingga Kini Belum Bebas Sampah

[tie_list type=”minus”]Warga Ngeluh, Dinas Salahkan Lahan[/tie_list]

bandungekspres.co.id– Pelayanan penarikan sampah dari Dinas Tata Ruang dan Kebersihan (Dispertasih) Kabupaten Bandung dinilai buruk oleh warga. Sebab, warga Perumahan Parahyangan Kencana, Kecamatan Cangkuang mengeluhkan banyaknya tumpukan sampah di perumahan tersebut.

sampah
MUHAMAD ALI/JAWAPOS

RELAWAN SAMPAH: koordinator Relawan Sampah Dony Aryanto (3kiri) bersama Sejumlah relawan Gerakan Pungut Sampah di Bundaran HI Jakarta.

Zaenal Mutaqien, 33, salah seorang warga blok D 17 Parahyangan Kencana mengaku, heran. Sebab. setiap bulan warga selalu dipungut iuran sampah melalui RT setempat.

”Hampir sebulan terakhir ini, petugas kebersihan tak kunjung tiba mengangkut sampah yang telah menumpuk di setiap rumah. Akibatnya, bau tak sedap serta kerumunan lalat dan belatung menjadi pemandangan biasa,” paparnya.

”Apalagi sekarang musim hujan, sampah yang kena hujan jadi busuk dan air lindirnya kemana-mana. Bau tak sedap serta kerumunan lalat di mana-mana,” tambahnya.

Zaenal mengungkapkan, Selain menjadi pemandangan yang menjijikan, jika tak kunjung diangkut, warga khawatir tumpukan sampah di setiap rumah ini menimbulkan bibit penyakit. Apalagi, tumpukan sampah itu tak jarang diacak-acak oleh pencari barang bekas serta binatang yang mencari sisa makanan. ”Kalau dibiarkan numpuk depan rumah, khawatir jadi sumber penyakit,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan Tata Ruang dan Kebersihan (Dispertasih) Kabupaten Bandung Erwin Rinaldi mengatakan, supaya masyarakat ikut terlibat pengelolaan sampah. Sebab, jika hanya mengandalkan pola konvensional seperti pengangkutan sampah oleh truk sampah yang selanjutnya diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), persoalan sampah akan sulit diatasi. ”Pengangkutan oleh truk sampah itu pasti ada kendala. Apakah itu truknya mogok, atau sedang dalam perbaikan,” katanya.

Erwin pun mengajak masyarakat untuk turut serta menangani sampah dengan cara mengelolanya. Sebab, Dispertasih memiliki program Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST). ”Asal ada lahan, dan masyarakat mengajukan, kami akan bantu bangun TPST di sana,” katanya lagi.

”Dengan adanya TPST ini, masalah sampah bisa selesai di lingkungan masyarakat sendiri. Sampah-sampah yang memiliki nilai ekonomis dipilah dan dijual. Sedangkan sampah basah bisa diolah menjadi kompos,” tambahnya. (yul/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan