Sawah Paling Parah di Baleendah dan Ciparay

[tie_list type=”minus”]Kekeringan Ancam 3.387 Hektare[/tie_list]

SOREANG – Lahan sawah seluas kurang lebih 3.387 hektare yang tersebar di 24 kecamatan pada musim kemarau saat ini terancam kekeringan. Ancaman tersebut paling parah terjadi di Kecamatan Baleendah seluas 385 hektere dan Kecamatan Ciparay 450 hektare.

Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, Pemkab Bandung telah menyiagakan lebih dari 200 pompa penyedot air yang bisa dimanfaatkan oleh kelompok tani.

Dalam rapat pembahasan penanggulangan dampak kekeringan yang dipimpin langsung Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung Ir H Sofian Nataprawira MP di ruang kerjanya, terungkap pula lahan sawah yang dinyatakan gagal panen atau puso seluas kurang lebih 70 hektare. Masing-masing di Kecamatan Baleendah seluas 62 hektare dan Kecamatan Katapang 8 hektare. Sedangkan jumlah warga yang mengalami krisis air bersih sekitar 58.288 KK.

Untuk menanggulangi hal itu, H Sofian Nataprawira meminta kepada seluruh kepala SKPD terkait dan camat untuk terus melakukan langkah antisipasi dan koordinasi, agar kerugian masyarakat pada musim kemarau tidak berdampak luas. ’’Saya minta kepada seluruh SKPD terkait agar fokus terhadap hal ini,’’ tegas dia.

Terjadinya lahan puso seluas 70 hektare menurut Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluh BKPPP Kabupaten Bandung Ir Dadang Hermawan, tidak terlalu berpengaruh terhadap ketersediaan pangan.

DIa memperhitungkan, jika rata-rata per hektare menghasilkan 6 ton, maka akan kehilangan padi sebanyak 420 ton. ’’Kehilangan sebanyak itu, dampaknya masih kecil mengingat Kabupaten Bandung memiliki stok beras dan gabah saat ini sebanyak 118.798 kg dan ditambah stok untuk tahun ini sebanyak 93.600 kg, jadi masih sangat aman,’’ terang dia.

Ketersediaan pangan di Kabupaten Bandung menurut Dadang Hermawan, terdiri dari cadangan pangan pemerintah daerah dan cadangan pangan masyarakat yang tersimpan di sejumlah lumbung pangan. ’’Kami telah melakukan koordinasi dengan Bulog untuk melakukan operasi pasar jika ada kenaikan harga beras terlampau tajam,’’ tambahnya.

Langkah lain yang ditempuh Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan Energi SDAPE Kabupaten Bandung untuk pengaturan irigasi pada musim kering seperti saat ini, dilakukan upaya Gilir Giring.

Hal ini mesti dilakukan, mengingat debit aliran sungai yang dimanfaatkan irigasi mengalami penurunan sebesar 40 persen . ’’Untuk itu, saya mohon pengertiannya dari para petani padi dengan diberlakukannya upaya Gilir Giring ini,’’ ucap Kepala Dinas SDAPE Ir Kawaludin.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan