Satu Sumur ’’Dikeroyok’’ Satu Desa, Empat Kecamatan Dilanda Krisis Air

Jika menggunakan timba dari potongan jerigen bekas minyak goreng kemasan berkapasitas 5 liter, air yang didapat terkadang hanya 1 liter atau kurang. Mereka membutuhkan kesabaran menimba air untuk mengisi jerigen berkapasitas 15 liter. ’’Di Kulisusu Barat ini, hampir semua desa mengalami krisis air bersih. Sumber-sumber air yang tersedia selama ini sudah berkurang, Bahkan ada yang kering. Tidak ada lagi sumber mata air yang bisa dimanfaatkan oleh warga,’’ keluhnya.

Terkadang, masyarakat di desa tersebut harus mencari air di sungai yang jaraknya lebih jauh lagi. Hampir dua kilometer dari pemukiman warga. Air sungai pun nyaris kering. ’’Kalau kami hanya mengharapkan air sumur, kami akan kesulitan mendapatkan air. Kami harus memikul jerigen atau ember bekas kemasan cat berkapasitas 20 liter. Kalau sudah sore, itu orang berbondong-bondong ke sungai untuk ambil air sekaligus mandi. Air sungai itu juga yang dipakai memasak dan kebutuhan air minum,’’ cerita Afiffun.

Begitu pula kondisi di Desa Langere, Kecamatan Bonegunu. Masyarakat setiap hari berburu air pada satu sumur yang tersisa. ’’Musim kemarau ini kami disibukan dengan berburu air bersih. Kadang mengantri saat Subuh maupun sore hari. Sumur-sumur yang lain sudah kering. Untungnya masih ada sumur ini. Kalau tidak, kami akan kesulitan sekali mendapatkan air. Bersyukur masih ada tersisa satu sumur ini yang belum kering,” ungkap Tamiluddin, Sekretaris Desa Langere.

Terkadang, jerigen berjejer sepanjang hampir 20 meter. ’’Setelah salat Subuh, sudah banyak orang di sumur yang mengantri mengambil air. Parahnya di sini, air-air sungai mengalami kekeringan. Sehingga, tidak ada tempat lain untuk mengambil air,’’ keluhnya. Tamaludin mengatakan, darurat air bersih yang melanda Desa Langere sudah berlangsung kurang lebih tiga bulan. Puncaknya pada bulan September hingga sekarang.

Alternatif lain, masyarakat menyeberangi laut menuju Ereke menggunakan perahu untuk mencari air bersih. Sebagian diantara mereka yang memiliki perahu, mengambil air di Ereke. ’’Kami sangat harapkan bantuan air bersih ini dari pemerintah. Karena warga sudah kebingungan untuk mendapatkan air. Sungai dan sumur sudah mengalami kekeringan akibat musim panas ini,” pintanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan