Ruwetnya Penanganan Citarum

[tie_list type=”minus”]Disesaki Berbagai Masalah Kronis [/tie_list]

PACET – Tingginya aktivitas tambang di bantaran sungai menjadi faktor penyebab terjadinya pendangkalan Sungai Citarum. Akibatnya, air sungai kerap meluap yang mengakibatkan terjadi banjir.

Berdasarkan hasil penelusuran di lapangan, ada beberapa faktor yang mengakibatkan Sungai Citarum terjadi dangkal. Itu semua disebabkan karena ada sekelompok masyarakat yang melakukan aktivitas mengambil pasir oleh warga. Sehingga menyisakan lumpur.

Tidak hanya itu, dari hulu Citarum Kecamatan Kertasari hingga Majalaya, Citarum disesaki kotoran sapi. Kemudian, dari Kertasari, galian batu serta banyaknya pembalakan hutan.

Hendar ,39, guru agama di salah satu SMA Aliah Warga Desa Mauyung Kecamatan Pacet mengatakan, rusaknya alam itu paling fatal diakibatkan oleh tangan manusia. Dampaknya pun bisa dirasakan langsung ketika turun hujan. Dia mengatakan, saat ini ada program pemerintah soal Citarum Bestari yang akan menghabiskan anggaran puluhan miliar.

’’Tapi, tanpa adanya kebersamaan dengan masyarakat program itu tidak akan berjalan dengan baik,’’ tuturnya.

Oleh karena itu, kata Hendar, pemerintah harus mampu menggiring masyarakat untuk ikut berperan serta dalam memelihara lingkungan dan alam ini. ’’Saya dulu pecinta lingkungan kelestrian dan keindahan alam dulu dengan sekarang memang sangat jauh berbeda. Sebab, dulu hutan tidak gundul,’’ katanya.

Koordinator Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gardacaah Hendra menegaskan, seharusnya pihak hukum segera mengambil sikap, supaya hutan dan alam milik kita dapat dinikmati anak cucu kita nanti. ’’Kan ada polisi hutan, mantri hutan, KRPH, kepolisian, TNI, tapi masih saja kecolongan,’’ ujarnya.

Hendra mengaku, berharap kepada pihak terkait agar segera bertindak tegas supaya lingkungan bisa diselamatkan. Dia menyebut, sedimentasi yang berasal dari lumpur dan sampah harus segera dibenahi. ”Elemen masyarakat dengan pemerintah harus bersatu memujudkan Citarum Bestari agar dapat dirasakan oleh keturunan kita nantinya,’’ tukas dia.

Dia menegaskan, solusinya tidak ada cara lain melalui penguatan daerah tutupan/kawasan hutan sebagai daerah resapan dan dapat menahan erosi. Selain itu, sampah atau limbah domestik rumah tangga juga bukan persoalan mudah dengan karakter masyarakat yang hanya mampu membangun tapi tidak mampu memelihara.

Tinggalkan Balasan