Rp 100 Miliar Disiapkan untuk Smart City

RKFILOSOFI BANDUNG JUARA

Saya meniru Soekarno. Beliau selalu mencetuskan kalimat pendek tapi dahsyat. Seperti Merdeka atau Mati. Bandung Juara juga sama. Seperti orang Jepang kalau bilang Banzai! Jika ini diucapkan dengan sering dan semangat, perlahan akan jadi sebuah doa yang dapat merasuki alam bawah sadar kita supaya bergerak mewujudkannya.

-Wali Kota Bandung Ridwan Kamil-

Pemkot Bandung Serahkan Penyusunan Konsep kepada Dewan Kota Cerdas

bandungekspres.co.id – Demi terwujudnya Smart City atau kota cerdas, para pejabat harus menyesuaikan diri. Terlebih, konsep kota cerdas banyak menggunakan teknologi. Sehingga, pejabat dilarang anti teknologi.

Hal itu diungkapkan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dalam Rapat Koordinasi Pengembangan Smart Government, Kehumasan, Keterbukaan Informasi Publik KIP dan Open Data di Gedung Serba Guna Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, kemarin (27/10). Dia menegaskan, di negara manapun belum ada yang secara sempurna menerapkan konsep kota cerdas. Namun, dia optimistis bahwa Kota Bandung bisa bersaing dengan kota bahkan negara di dunia dalam hal ini.

’’Makanya sudah dianggarkan Rp 100 miliar untuk smart city. Rp 40 miliar untuk Diskominfo, sisanya untuk yang lain (dinas-dinas, kecamatan dan SKPD),’’ sebut pria yang akrab disapa Emil itu.

Anggaran tersebut dialokasikan untuk tahun depan. Supaya dana itu optimal, Pemerintah Kota Bandung membentuk Dewan Kota Cerdas. Tim itulah yang akan merencanakan dan menyusun konsep Smart City di Kota Bandung. ’’Kita serahkan kepada ahlinya saja,’’ ucap Emil.

Dalam Rakor ini dijelaskan bahwa pejabat harus belajar media digital, termasuk media sosial. Sebab, Emil menilai saat ini media sosial bisa menjadi referensi berita. Oleh karena itu, setiap pejabat dan SKPD diharuskan memiliki media sosial untuk mempublikasikan kegiatan kedinasan atau kecamatan. Namun, sambung Emil, jika memang tidak suka atau tidak bisa ‘bersahabat’ dengan sosial media dan teknologi, maka atasan bisa mendelegasikannya kepada bawahan. ’’(Pejabat) Pemkot jangan gaptek,’’ tegasnya. ’’Ini mah memang bicara umur,’’ selorohnya.

Emil melihat, zaman sudah berubah untuk mengakses informasi. Jika dahulu hanya bisa cari info melalui media massa, saat ini media sosial seperti akun pribadi wali kota pun sudah bisa jadi berita. Maka dari itu, pemerintah pun harus mengikuti perkembangan dinamika publik supaya lebih cerdas dan lebih baik dalam melayani masyarakat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan