Rachmat Pesan Jangan Tinggalkan Salat

SUMUR BANDUNG – Aktor senior Rachmat Hidayat wafat di Rumah Sakit Boromeus Bandung pada Minggu dini hari (14/6). Hidupnya berakhir setelah enam tahun berjuang melawan stroke.

Lelaki kelahiran Bandung, 3 Juli 1933 itu tutup usia dengan meninggalkan seorang istri, tiga anak dan empat cucu. Sosoknya yang lembut serta penyayang, membuat keluarga begitu dekat. Arika Prayogowati, 39, menantu Rachmat Hidayat, mengatakan, mertuanya sudah dirawat intensif selama sepuluh hari. Semula akan pulang kemarin karena kondisinya membaik.

Namun, kata dia, pada pagi hari sebelum pulang, kondisi Rachmat kritis dan akhirnya wafat di usia 82 tahun. ’’Kita makamkan jenazahnya di Bojongsoang, di pemakaman keluarga di Pasir Bojong Kunci,’’ jelas Arika kepada wartawan di kediaman almarhum Rachmat Hidayat, Jalan Pasundan 115 C Bandung.

Di dalam rumah tampak jelas berbagai sertifikat yang dipasang figura di setiap dinding. Begitu juga berbagai piala sebagai atas penghargaan karyanya. Ditata dalam lemari kaca. Begitu bersih dan terawat. Ada pula beberapa foto almarhum yang terpasang di bagian ruangan tamu. Tampak jelas dia begitu mencintai dunia perfilman. ’’Memang kalau Bapak (Rachmat) apik sama barang,’’’ ujar dia.

Arika mengaku, tidak ada pesan khusus yang disampaikan mertua menjelang wafat. Hanya saja, dirinya menyampaikan kepada anak dan cucu tidak meninggalkan salat. ’’Bapak berpesan saja, agar anak dan cucunya tidak meninggalkan salat,’’ terang dia.

Mengenai karir, almarhum mengawali karir di dunia peran pada tahun 1961 hingga sekarang. Pada tahun 1953 Rachmat Hidayat berkenalan dengan Usmar Ismail. Waktu itu dia masih diperbantukan di CPM Intel. Dari situlah awal mulanya Rachmat Hidayat menunjukkan kepiawaian dalam berakting di film Toha Pahlawan Bandung Selatan.

Setelah itu, terbukalah peluang Rachmat Hidayat dalam mengembangkan kemampuannya di seni peran. Di antaranya pernah berperan dalam film Anak-anak Revolusi (1964), Si Kabayan (1975), Badai Pasti Berlalu (1977), Mat Peci (1978), November 1828 (1979), Boss Carmad (1990), Si Kabayan dan Anak Jin (1991), Potret (1991), Taksi Juga (1991), Si Kabayan Saba Metropolitan (1992), Si Kabayan Cari Jodoh (1994) dan lain lain.

Pernah juga menjabat Ketua Parfi Cabang Bandung selama dua periode, tahun 1971. Sedangkan kini organisasi itu dikomandani artis senior Yenny Rachman.

Tinggalkan Balasan