Pratikno dalam Posisi Rawan

Kompensasi Gagalnya BG Jadi Kapolri

JAKARTA – Kabar Presiden Jokowi akan melakukan reshuffle kabinet pada Maret mendatang makin santer. Isu yang berkembang, kalangan PDIP makin kencang mendesak Jokowi merombak kabinet, sebagai kompensasi gagalnya Komjen Budi Gunawan menjadi kapolri.

Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dikabarkan telah menyiapkan Bambang Kesowo, untuk menggantikan Mensesneg Pratikno. Bambang merupakan mantan mensesneg di era Presiden Megawati. Pengamat politik Ray Rangkuti menilai, beredarnya kabar Pratikno termasuk nama yang akan diganti, sangat logis. Pasalnya, Jokowi akan keberatan untuk mengganti dua dari tiga menteri yang oleh kalangan PDIP didesak terus agar diganti.

’’Yang ditembak PDIP itu kan Sekretaris Kabinet Andi Widjojanto, Menteri BUMN Rini Soemarmo, dan Luhut Pandjaitan (Kepala Staf Kepresidenan). Tapi, Rini dan Luhut itu hubungannya kuat dengan Jokowi. Paling Andi yang ikut diganti,’’ ujar Ray Rangkuti kemarin.

Rini kuat karena disebut-sebut merupakan salah satu orang yang menyiapkan pendanaan untuk ongkos pencapresan Jokowi. Sementara Luhut, lanjut Ray, selain dikenal sebagai orang yang total mendukung Jokowi saat pilpres, termasuk menyiapkan donator kampanye, juga punya kedekatan personal dengan sosok mantan wali kota Solo itu.

’’Saya yakin Luhut aman (tidak akan kena reshuffle, red). Dia mendapat jatah itu (sebagai kepala staf kepresidenan, Red) karena jasanya yang banyak kepada Jokowi,’’ ujar Koordinator Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) itu.

Bahkan, lanjutnya, Luhut sudah dekat dengan Jokowi sejak pria ceking itu masih menjabat sebagai walikota Solo. “Hubungan personal keduanya sudah lama, sejak di Solo, Luhut sudah membantu Jokowi,” beber aktivis asal Mandailing Natal itu.

Nah, karena dua dari tiga kursi yang dibidik PDIP tidak akan goyah, maka Jokowi harus menyiapkan kursi menteri lain untuk diberikan ke partai penyokong utamanya itu. ’’Ketika nanti misalnya hanya Andi yang out, maka PDIP akan diberi kursi tambahan di kabinet. Bisa jadi kursi mensesneg yang diberikan, seperti dikabarkan itu,’’ kata Ray.

Ray sendiri, mengaku sudah jauh hari menggaungkan perlunya perombakan kabinet. Ini lantaran beberapa menteri visinya tidak klop dengan Nawa Cita yang diusung Jokowi sejak masa kampanye. ’’Menurut kami, Rini itu yang mestinya harus diganti karena kebijakan-kebijakannya terlalu liberal, bertentangan dengan Nawa Cita Jokowi. Jadi, mestinya reshuffe dilakukan dengan pertimbangan mendasar, bukan karena kepentingan PDIP,’’ ucap Ray.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan