Pramuka Harus Kreatif dan Inovatif

[tie_list type=”minus”]Dede Yusuf Bakal Tambah Jumlah Pembina dan Pelatih [/tie_list]

bandungekspres.co.id– Untuk lebih mengenalkan dan menyosialisasikan Pramuka di Jawa Barat, Kwartir Daerah (Kwarda) Jawa barat berencana menambah pembina dan pelatih pramuka pada 2018 nanti. Ketua Kwarda Jabar Dede Yusuf mengatakan, penambahan ini akan mencapai 500 ribu orang dari semula hanya 300 ribu pembina dan pelatih yang saat ini dimiliki.

”Kemarin kita tingkatkan menjadi 63 persen, 2018 bisa naik jadi 100 persen,” jelas Dede ketika ditemui di sela-sela pelantikan dan penyerahan ijazah peserta kursus pembina Pramuka mahir tingkat dasar di GOR Citra Arena kemarin (27/12).

Menurutnya, peningkatan jumlah pembina sangatlah penting untuk mendorong pengembangan gerakan pramuka serta meningkatkan kualitas dari peserta didik. Terlebih saat ini jumlah pembina di sekolah masih belum memadai.

Dia menyebutkan, pihaknya memberikan ijazah pelatihan kursus mahir dasar yang dilakukan kepada 1.814 kepada guru SMP di Jawa Barat.

Kerja sama dengan Disdik Provinsi Jabar ini diarahkan untuk meningkat kualitas dan kuantitas kepada para pembina Pramuka di sekolah-sekolah denga metode baru.

”Sekarang jumlah anggota Pramuka sudah 5,3 juta orang, maka pembina dalam satu sekolah minimal harus dua orang,”cetus Dede.

Namun demikian, lanjut Dede, para pembina Pramuka harus memiliki wawasan yang luas tentang kepramukaan. Sehingga pembina Pramuka pun perlu mendapatkan pelatihan dan pendidikan.

”Setiap pembina harus mengikuti kursus mahir dasar dan lanjutan. Sehingga kita melatih lebih banyak lagi dan melatih pembina pramuka. Dengan demikian tidak ada lagi Pramuka itu dibina oleh guru guru yang tidak paham kepramukaan,” katanya.

Mantan Wakil Gubernur Jabar ini menambahkan, pihaknya juga menginginkan agar Pramuka di Jabar bisa lebih kreatif, inovatif, menyenangkan dan harus menyesuaikan dengan perkembangan jaman.

Dede menilai, dalam perkembangannya anak-anak usia sekolah sekarang sudah banyak terpengaruhi oleh informasi yang datang dari teknologi sehingga mereka melupakan nilai-nilai dasar wawasan kebangsaan.

”Mereka kadang lupa bersilaturahmi, membantu sesamanya, gotong royong dan komunikasi dengan lingkungannya,” uajr dia.

Untuk itu, metode dalam kepramukaan harus dirubah dengan memberikan unsur kreativitas dan inovatif yang bisa menarik minat siswa sekolah untuk aktif sebagai anggota Pramuka.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan