Polres Bandung Gandeng KTNA

[tie_list type=”minus”]Gelar Diskusi Tangani Masalah Petani[/tie_list]

SOREANG – Dalam rangka antisipasi penyelewengan pupuk bersubsidi, premanisme, insfrastruktur pertanian dan penimbunan hasil panen, Polres Bandung mengadakan sosialisasi dan diskusi bersama Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Selasa (23/6).

Polres Bandung Gandeng KTNA - bandung ekspres
Yuli S Yulianti/ Soreang Ekspres

DUDUK BARENG: Jajaran Polres Bandung bersama perwakilan petani yang tergabung di KTNA saat mengadakan diskusi bersama Selasa (24/6) lalu.

Acara tersebut dihadiri oleh Kapolres Bandung, para Kapolsek, Kabag Operasi, Ketua KTNA Kabupaten Bandung dan para anggota KTNA se-Kabupaten Bandung.

Kapolres Bandung AKBP Erwin Kurniawan S Ik mengatakan, pihaknya menggandeng Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Bandung untuk mengadakan sosialisasi. ’’Ini juga sekaligus tanya jawab tentang adanya premanisme, perkembangan infrastruktur pertanian, pupuk bersubsidi dan juga penimbunan hasil panen,’’ kata Erwin kepada wartawan usai kegiatan.

Kegiatan tersebut berawal dari indikasi adanya penyelewengan pupuk bersubsiadi. ’’Kita ingin menggali dari para petani langsung tentang kesulitan mereka dan apa yang sebenarnya, menjadi hal-hal yang mendapat perhatian dari pihak kepolisian dalam hal ini keamanan para petani. Agar mereka juga dapat melakukan aktifitasnya dengan baik, tentunya dengan menggandeng dengan KTNA dari Kabupaten Bandung,’’ tambahnya.

Erwin juga menjelaskan, bahwa di Kabupaten Bandung tingkat kesejahteraan dan keamanan petani masih aman, belum ada informasi terkait adanya penimbunan. ’’Yang jelas nanti kami akan kordinasi dengan Dinas Pertanian terkait dengan distribusi pupuk bersubsidi, karena nanti bagaimana pun ini sudah kebijakan dari pemerintah. Bahwa Presiden memerintah kita untuk mengawasi apalagi pupuk bersubsidi. Kita sudah bentuk tim dari jauh-jauh hari untuk pengawasan tersebut,’’ jelasnya.

Salah satu masalah yang menyeruak dari diskusi itu, para petani meminta ada kebijakan dari pemerintah. Tentunya kebijakan solar bagi mereka untuk membeli lewat drum atau jarigen. Karena, pada musim kemarau ini, bahan bakar dibutuhkan lebih banyak untuk menyedot genset. ’’Ini suatu permasalahan yang harus kami kordinasikan dengan stake holder atau instansi terkait, karena mereka sangat menginginkan dapat kemudahan terutama membeli solar dan bensin,’’ pungkasnya. (yul/far)

Tinggalkan Balasan