Piala Kemerdekaan Belum Siap Dimulai

JAKARTA – Kinerja Tim Transisi PSSI dalam mempersiapkan turnamen Piala Kemerdekaan pantas dipertanyakan. Meski dipersiapkan sejak beberapa minggu lalu, ajang untuk eks tim-tim Divisi Utama tersebut belum juga dimulai. Rencana kickoff pada 2 Agustus mundur menjadi 15 Agustus.

Itu bukan kali pertama kickoff Piala Kemerdekaan mundur. Awalnya, turnamen yang diikuti 24 klub tersebut rencananya dimulai pada 1 Agustus di empat kota sekaligus. Yakni, Medan, Serang, Solo, dan Bangkalan. Tapi, Tim Transisi kemudian meralatnya menjadi 2 Agustus. Eh, kemarin (27/7) jadwal kembali diundur menjadi 15 Agustus.

Keputusan mundur itu muncul setelah Tim Transisi berdiskusi dengan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) di kantor Kemenpora, Jakarta, kemarin. Meski demikian, secara formal turnamen tersebut belum diputuskan mundur.

’’Saya pribadi melihat ada kemungkinan sekitar 70 persen turnamen ini harus mundur,’’ kata anggota Tim Transisi Cheppy T. Wartono. Beberapa aspek teknis seperti persiapan klub peserta dan belum dipastikannya event organizer (EO) turnamen membuat keputusan mundur terpaksa diambil.

Kemarin sejatinya menjadi batas waktu buat 24 klub peserta menyelesaikan berkas. Kenyataannya, tidak semua klub beres dengan syarat administrasi tersebut. Salah satu yang paling utama adalah berkas pemain. Di antara 24 klub, hanya 14 yang sudah setor nama pemain kepada Tim Transisi.

’’Kami tidak mau berandai-andai apa yang terjadi di klub. Tetapi, sebelumnya memang ada sejumlah klub yang berharap kickoff bisa mundur. Alasannya, kesiapan,’’ ungkap Cheppy. Hal-hal seperti itu seharusnya menjadi perhatian Tim Transisi, terlebih jika melihat toleransi yang diberikan. Seharusnya, urusan berkas klub tidak harus mengundur waktu yang lama.

Cheppy mengungkapkan, pihaknya tetap ingin menjalankan program sesuai rencana awal. Tetapi, pertimbangan lebih besar karena masalah teknis tersebut membuat kami juga ingin menyelamatkan tim. ’’Karena hari ini kami tidak lengkap, dalam satu dua hari akan ada keputusan,’’ katanya.

Pada perkembangan yang sama, Sekjen BOPI Heru Nugroho menyatakan, yang terpenting adalah memastikan bahwa turnamen benar-benar siap. Jangan dipaksakan. ’’Kalau memang belum siap dan berdampak negatif, kami menyarankan memang harus ditunda,’’ katanya.

Sementara itu, pihak klub menilai, mundurnya kickoff Piala Kemerdekaan bisa menjadi preseden buruk buat Tim Transisi. Komposisi anggota Tim Transisi yang berasal dari beragam latar belakang pekerjaan dinilai kurang kompeten mengurusi sepak bola. ’’Alangkah lebih baik bila semua itu dipertimbangkan dengan masak sebelum memutuskan mengundur kickoff turnamen,’’ ujar Direktur Olahraga Persis Solo Totok Supriyanto ketika dikonfirmasi Jawa Pos (Group Bandung Ekspres) kemarin.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan