Pengusaha Keluhkan Omzet Merosot

[tie_list type=”minus”]Acara KAA Malah Turunkan Pendapatan[/tie_list]

COBLONG – Pasca digelarnya peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 Jumat lalu, keadaan lalu lintas di kawasan Bandung terpantau lancar. Bahkan, cenderung lengang dan sepi. Tidak ditemukan kemacetan yang berarti. Kantung-kantung kemacetan seperti di Soekarno Hatta, Kiaracondong, Merdeka, dan Cicadas malah sangat lengang.

Keadaan tersebut berdampak pada turunnya omzet pengusaha makanan dan pakaian. Beberapa pusat perbelanjaan yang terletak di Jalan LL RE Martadinata mengaku, omzet yang diterima minggu ini mengalami penurunan yang cukup signifikan.

”Untuk minggu ini omzet kita turun drastis. Perbandingannya dari minggu lalu saja hampir 66 persen,” ucap Risma Sri Wulan, 24, karyawan distro Fosuco, kemarin (26/4).

Penurunan omset yang terjadi diakibatkan sepinya pengunjung yang datang. Terlebih saat berlangsungnya KAA. Beberapa akses jalan ditutup. Selain itu adanya imbauan dari Walikota Bandung, Ridwan Kamil yang menyatakan saat peringatan KAA instansi pemerintah dan sekolah cuti bersama.

Keadaan seperti itu menjadikan arus lalu lintas di wilayah tersebut lengang. Pengunjung yang datang sendiri lebih mendominasi warga luar Bandung dan turis asing. Turis yang datang biasanya didominasi turis asal Malaysia.

Selain itu, untuk item yang banyak diminati pembeli lebih pada baju-baju untuk keseharian. Harga yang dibandrol murah dan pemberian sale membuat pengunjung membeli barang-barang yang nilainya ekonomis.

Merosotnya omzet juga dialami toko Evieta. Toko yang menjual aneka panganan oleh-oleh khas Bandung. Omzet yang diterima minggu ini bahkan lebih anjlok ketimbang minggu sebelumnya. Diakui Junita Esmeralda, 31, karyawan, omzet paling merosot terjadi saat peringatan KAA. Pemasukan per hari yang biasanya di atas tiga juta, untuk hari Jumat kemarin hanya mendapatkan Rp 200.000.

”Ini pemasukan paling rendah yang pernah dialami. Keadaan lalu lintas yang lengang menjadi faktor utama penjualan menurun. Waktu itu hanya 2 atau 3 pengunjung yang datang,” paparnya.

Omzet minggu sebelumnya yang mencapai angka Rp 10 juta. Untuk minggu ini hanya mencapai RP 8 juta. Merosotnya omzet tersebut disebabkan pula tersedotnya perhatian masyarakat ke Jalan Asia Afrika. Selain itu Junita menambahkan, keadaan ekonomi yang saat ini memusat pada masuknya tahun ajaran baru untuk anak sekolah menjadikan pengunjung lebih mengutamakan hal tersebut. (mg11/tam)

Tinggalkan Balasan