Pengamanan Event KAA Harus Ketat

Fokus pada ATGH

LENGKONG – Kodim 0618 /BS Bandung semakin giat melakukan konsolidasi pengamanan. Terlebih, event internasional Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 tinggal menghitung hari. Pengamanan harus ketat. Sebab, 109 kepala negara akan hadir.

Yang menjadi fokus perhatian Kodim, sesuai prosedur tetap (Protap) menyangkut Ancaman, Tantangan, Gangguan dan Hambatan (ATGH) keamanan. Untuk wilayah Kecamatan Lengkong, konsolidasi akan dilaksanakan pada Kamis (9/4) mendatang. Seluruh RT/RW, LPM, Karang Taruna, Ketua PKK Kelurahan, Babinsa dan Babinmas, akan dikumpulkan.

’’Tujuannya konsolidasi itu, agar lebih dini mengidentifikasi munculnya gejala ATGH keamanan pelaksanaan KAA,” kata Tb. Agus Mulyadi Camat Lengkong, di kantornya, Jalan Talaga Bodas, kemarin (6/4).

Menurut Agus, tugas kewilayahan yang bersentuhan langsung dengan kegiatan KAA mencakup mempercantik sayap-sayap wilayah, juga menyiapkan program pengalihan masa. Hal itu guna menghindari mobilisasi masyarakat agar tidak berbondong-bondong datang ke tempat jalannya acara KAA. ’’Seluruh Kecamatan di Kota Bandung, pada hari H KAA ke-60 (24/4), akan menggelar pesta rakyat di wilayahnya masing-masing,” ujarnya.

Terkait kesiapan Kecamatan Lengkong, kata dia, pengecatan kerb jalan sayap-sayap KAA akan diselesaikan pada (12/4) dan (19/4) melalui kerja bakti masyarakat. Sedangkan, penertiban PKL di samping Hotel Savoy Homan, pada H-7, sudah harus kosong. ’’Pemasangan umbul-umbul KAA di seluruh Kelurahan di Kecamatan Lengkong, menjadi tanggung jawab Lurah masing-masing,” imbuhnya.

Terkait dengan event KAA, pemimpin kewilayahan di tingkat kelurahan dan kecamatan juga ikut berbenah. Camat Bojongloa Kidul Ania Rachmawati mengatakan, pihaknya lebih sering melakukan patrol di wilayahnya. Bahkan, bangunan-bangunan yang dianggap rawan pun akan dicek supaya tidak dimanfaatkan untuk kegiatan yang tidak baik. ’’Kami juga beserta jajaran pihak kecamatan melakukan keliling untuk menertibkan gelandangan, pengamen, anak jalanan, dan lain-lain,” tuturnya kepada wartawan di kantornya kemarin (6/4).

Menurut Ania, anjal dan gepeng bila dibiarkan akan semakin menjamur. Hal ini terlihat di wilayahnya. Seperti, di perempatan Cibaduyut. Mereka, kata dia, harus ditertibkan karena sering membuat wisatawan tidak nyaman. ’’Gelandangan atau anak punk sering meminta paksa kepada penumpang yang naik angkutan umum, atau pengendara motor. Ini sangat mengganggu,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan