Pembimbing Sulit Deteksi Kontak yang Hilang

[tie_list type=”minus”]Kontak Masih Hilang 23 Jamaah dari Jawa Barat[/tie_list]

SUMUR BANDUNG – Pemerintah pusat terus memperbarui hasil identifikasi jenazah tragedi Mina, Arab Saudi Kamis (24/9) lalu. Upaya itu dilakukan melalui berbagai identitas yang ada.

ANAK KORBAN MINA
YULI S YULIANTI/SOREANG EKSPRES
JADI YATIM PIATU: Putra Alm Debi Al Gibran Rajasmiraz Mubarok, 10, memperlihatkan foto ayah dan ibu dalam kenangan.

Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Persis) mengungkapkan, data jamaah haji rombongan Persis Kloter JKS 61 yang menjadi Korban Mina mencapai 23 orang. Salah satu dari 23 korban adalah ketua rombongan 4 Kloter JKS 61, yang merupakan rombongan haji Persis Kabupaten Bandung.

’’Berdasarkan SMS terakhir dari pembimbing utama, yang wafat 23 jamaah. Yang masih hilang kontak 38 jamaah. Cuma memang datanya belum sampai,’’ jelas Ketua Bidang Garapan Bimbingan Haji dan Umrah PP Persis Toha Kahfi, saat ditemui di kantor PP Persis Jalan Perintis Kemerdekaan pada Senin (28/9).

Toha menjelaskan, ketua atau pembimbing rombongan 4 Kloter JKS 61 Koko Koswara dan istrinya Atik Suryati dipastikan meninggal. Jasad para jamaah yang wafat di Mina tidak akan dipulangkan. Melainkan langsung dikebumikan di Tanah Suci.

Mengenai keputusan pemakaman tersebut, Toha mengatakan, ada keluarga korban yang meminta agar jenazah kembali dibawa ke Tanah Air. Tapi, setelah diberikan pengertian, keluarga korban kemudian mengikhlaskan untuk dimakamkan langsung di Tanah Suci.

Proses pemakaman, kata dia, menjadi kewajiban Pemerintah Arab Saudi. Biasanya bisa dimakamkan di Ma’la atau dimakamkan di Soraya. Secara umum pemakaman yang paling luas di Makkah di Soraya.

Toha juga menyebut, 14 dari 15 pembimbing haji KBIH Persis yang selamat dari tragedi Mina terus berupaya memastikan keadaan para jamaah yang hilang kontak. Para pembimbing ini, bertugas mendampingi tim dari kloter untuk memastikan keadaan dan keberadaan mereka.

Dalam proses pencarian jamaah yang hilang kontak, Toha mengatakan, para pembimbing di lokasi kejadian mengalami kendala medan. Meski para pembimbing saat ini sudah memiliki akses untuk memasuki rumah sakit, tapi saat ini situasi di kota di Makkah, sudah seperti lautan manusia. Sehingga proses pencarian jamaah yang hilang kontak bukan perkara mudah.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan