Menilik Efektivitas Program Rebo Nyunda

Bahasa Sunda Kurang Nyaring

[dropcap]S[/dropcap]EJAK menjabat sebagai Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil menggagas beberapa program kreatif. Salah satunya, Rebo Nyunda yang bertujuan untuk melestarikan kebudayaan Sunda, khususnya di Kota Bandung. Program itu juga untuk mengejawantahkan Peraturan Daerah No 9/2012 Pasal 10 ayat 1b yang berbunyi, tiap Rabu ditetapkan sebagai hari berbahasa Sunda dalam semua kegiatan. Baik pendidikan, pemerintahan dan masyarakat.

Rebo Nyunda
Amri Rachman Dzulfikri / Bandung EkspresSERAGAM RABU: Siswa SDN Cibiru memakai pangsi setiap hari Rabu untuk menjalanan Perda Rebo Nyunda.

Oleh karena itu, setiap Rabu di dinas pemerintahan, para pegawai negeri sipil (PNS) menggunakan pakaian adat Sunda, pangsi untuk laki-laki dan kebaya untuk perempuan. Kegiatan ini juga digalakkan di sekolah-sekolah. Meski begitu, dalam kenyataannya, belum banyak yang mengikuti program itu.

Untuk siswa SD, sudah hampir seluruhnya menerapkan anjuran sang wali kota. Namun, di SMP maupun SMA, tidak seluruhnya menggunakan pakaian adat Sunda pada hari Rabu. Bahkan untuk berbahasa Sunda pun, terutamanya di kalangan perempuan, sudah jarang terdengar yang memakai bahasa daerah itu. ’’Ya soalnya di rumah atau sehari-hari nggak pernah pake bahasa Sunda. Tapi ngerti sih dikitdikit,’’ aku Ria, salah satu siswi di sebuah SMA swasta.

Kondisi ini berbeda dengan di Jawa Tengah atau D.I. Jogjakarta, yang masyarakatnya masih kuat memegang tradisi ke-Jawa-annya. Padahal, sebagai sesama kota tujuan wisata, Bandung semestinya memegang erat budaya Sunda-nya.

Hal ini diakui Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Elih Sudiapermana. Dia mengatakan, dunia pergaulan yang semakin lebar dan tanpa batas membuat masyarakat Kota Bandung, khususnya, enggan menggunakan bahasa Sunda. Walaupun, dari segi formal melalui mata pelajaran sudah dikenalkan. ’’Memang dalam keseharian ada masalah, karena ruang dunia makin lebar dan tak ada batas. Jadi takut kalau ngomong sama orang nggak ngerti, pakai bahasa yang dimengerti saja. Kelihatan mandek, tapi secara pengetahuan kita bentuk terus,’’ ucap Elih kepada Bandung Ekspres, belum lama ini.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan