Menelusuri Cikal Bakal Band Indie Kota Bandung

[tie_list type=”minus”]Eksis Tujuan Utama[/tie_list]

Jejak Musisi Anti-mainstream
Jejak Para Musisi Anti-mainstream

CAP sebagai pelopor band indie era 90 di Kota Bandung sudah melekat di PAS Band. Sejak tahun 1990-an, PAS Band berusaha memasarkan lagu-lagunya sendiri tanpa bantuan major label, atau secara indipenden. Hal ini diakui sang vokalis, Yuki Arifin Martawidjaja, 45, atau Yukie.

Dia dan kawan-kawannya di PAS Band bahkan hingga berkeliling mendatangi radio-radio office to office. ’’Waktu itu tahun 1992. Masuk indie label tahun 1993. Dulu kita banyak yang nolak,’’ ujarnya kepada Bandung Ekspres beberapa waktu lalu.

Namun menurut Yukie, hal ini wajar. Sebab, setiap band indie di era yang sama pasti pernah mengalaminya. Hal ini dipicu juga oleh teknologi yang saat itu belum booming melalui cara online. Sehingga, sulit bagi band-band indie untuk bisa eksis di luar kota ataupun luar pulau.

Tapi, setiap band punya trik untuk memasarkan hasil karyanya. Yukie mencontohkan, band metal asal Bandung Burgerkill yang distribusikan lagu-lagunya di negara lain sebelum negara sendiri. Trik ini membuat Burgerkill berhasil tur di Eropa. Menurut Yukie, hal ini dipicu karakter bangsa Indonesia sendiri. ’’Orang kita (Indonesia) kan lebih menerima kalau band ini sudah eksis di negara lain. Ya memang karakter orang-orangnya masih begitu. Ini trik aja,’’ terang pria yang sempat menjadi dosen ini.

Meski hingga kini label indie masih melekat untuk PAS Band, mereka pernah dilamar major label pada tahun 1994. Namun, tidak bertahan lama. Apa sebabnya?

’’Pengen sendiri lagi ah. Kalau indipenden, hasil belanjanya puguh (jelas). Masuk major emang enak, tau senang-senangnya aja. Tapi hasil pekerjaan hilang setengahnya,’’ tandas Yukie.

Dia pun memberi gambaran soal finansial manajemen indie dan major. Misalnya harga kaset Rp 20.000. Jika ditangani label major, keuntungan penjualan yang masuk ke kantong band hanya Rp 2.700 per kaset. Tapi jika menggandeng label sendiri atau indipenden, profit yang bisa diambil mencapai Rp 12.000 dari setiap kaset. ’’Tapi kalau indie lebih capek. Itu aja sih,’’ imbuhnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan