Kurtilas Kurang Laku

Banyak Sekolah Belum Siap

CIANJUR – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cianjur bersikeras akan menerapkan kurikulum 2013 (K-13/Kurtilas). Hal ini menyusul adanya surat edaran dari kementerian pendidikan. Namun, disdik gagal menerapkan program ini karena banyak sekolah yang belum siap.

Sebelumnya, Disdik Kabupaten Cianjur mengkalim bahwa persiapan K-13, baik sarana maupun prasarana, sudah dilakukan. Tapi, akibat gagal menerapkan K-13 secara menyeluruh, sejumlah buku pelajaran menumpuk di sejumlah sekolah lantaran sudah terlanjur pengadaannya.

Hanya beberapa sekolah yang masih bisa menerapkan K-13. Itupun merupakan sekolah yang telah ditentukan berdasarkan Daftar Tenaga Pendidik (Dapodik) dari kementerian pendidikan.

Sekretaris Disdik Kabupaten Cianjur Jum’ati mengatakan, penerapan K-13 secara menyeluruh tersebut bukan kemauan dari disdik, melainkan adanya surat edaran. Memang, kata dia, awalnya dari kementerian masih multi tafsir. Sehingga, awalnya pihaknya akan tetap menerapkan K-13 mengingat berbagai persiapan telah dilakukan. ’’Namun, setelah adanya edaran dari dirjen pendidikan kita tidak bisa berbuat banyak,’’ jelas dia di kantornya kemarin (9/3).

Surat edaran tersebut menyebutkan bahwa sekolah di luar sekolah sasaran, dikembalikan ke Kurikulum 2016 atau KTSP. Sedangkan, sekolah sasaran masih bisa melanjutkan K-13. ’’Bisa dibayangkan seluruh sekolah mulai dari SD, SMP, SMA/SMK sudah mempersiapkan diri menerapkan K-13 termasuk mempersiapkan guru-gurunya, tiba-tiba di-cancel harus kembali ke Kurikulum 2006. Di situlah pasti merasa sedih, tapi ini kebijakan harus diikuti,’’ ujarnya.

Jum’ati mengatakan, di Kabupaten Cianjur hanya ada 30 sekolah sasaran yang masih terus menerapkan K-13. Sekolah tersebut terdiri dari 13 SD, 5 SMP dan 12 SMA/SMK. ’’Di luar 30 sekolah itu kembali ke Kurikulum 2006, hanya 30 sekolah yang bisa melanjutkan K-13,’’ tandasnya.

Pihaknya tidak mempermasalahkan adanya edaran kembalinya ke Kurikulum 2006. Hanya berharap para siswa tidak terganggu belajarnya dengan bolak-baliknya penerapan kurikulum ini. ’’Mudah-mudahan saja belajar siswa tidak terganggu, terutama yang sudah kelas enam dan tiga yang sebentar lagi mau Ujian Nasional (Unas). Jangan sampai perubahan kurikulum ini mengganggu pelajaran mereka,’’ ucapnya.

Untuk memproteksi siswa agar tidak terganggu dalam belajar akibat perubahan kurikulum, pihaknya terus menerus menyampaikan informasi ke setiap sekolah. ’’Tentu kita khawatir, makanya kita terus sampaikan ke setiap sekolah mengenai perubahan ini agar siswa tidak terganggu,’’ imbuh dia. (pro/tam)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan