Kondisi GBLA Semakin Parah , Siapa Bakal Tumbal?

[box type=”shadow” align=”” class=”” width=””]

—Fakta Kontra Demi PON Jabar—

Buwas:

  1. GBLA berharap tidak digunakan untuk PON.
  2. Membahayakan keamanan dan keselamatan jiwa.
  3. Tanah yang dibangun stadion mengalami penurunan di beberapa titik.
  4. Terdapat tembok dinding yang retak.
  5. Ketebalan konstruksi 20 cm, tapi pelaksanaannya hanya sekitar 12 cm.
  6. Besinya juga 16 milimeter berdasarkan kontrak, kenyataannya hanya 8 milimeter.
  7. Biaya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan proyek GBLA.
  8. Harus ada pernyataan pemerintah daerah bertanggung jawab terhadap keselamatan warga jika GBLA digunakan.

Emil:

  1. GBLA aman untuk pelaksanaan pembukaan dan penutupan PON 2016, maupun nonton bola.
  2. Hasil kajian penggunaan masih direkap dan belum diserahkan kepada Kabareskrim.
  3. Keretakan di Stadion GBLA karena setengahnya masuk ke fondasi dangkal, dan setengahnya menempel di fondasi kuat.

 

  1. Untuk bangunan utama, fondasinya mencapai 40 metersehingga kuat hingga puluhan tahun.
  1. Lokasi yang amblas berada di pelataran dengan fondasi 2–3 meter.
  2. Bangunan utama perlu perapihan, seperti cat ulang, sedangkan pelataran harus diperbaiki dengan ditimbun sedikit demi sedikit.

Sumber, diolah.

[/box]

BANDUNG – Jawa Barat menjadi tuan rumah PON XIX/2016. Penggunaan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) yang berlokasi di Kota Bandung sepertinya menjadi target, bagi penyelenggaraan event olah raga nasional tersebut.

Tapi, tunggu dulu. Dua pendapat bertolak belakang dikemukakan oleh Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Di mata Bareskrim, berharap GBLA tidak digunakan. Pasalnya, retakan dan kondisi stadion bernilai setengah triliun rupiah itu semakin parah.

Hal itu diketahui Kabareskrim Komjen Pol Budi Waseso setelah mendatangi GBLA kemarin (29/7). Dia tiba bersama Wakapolda Jabar Brigjen Pol Moh Taufik dan tim ahli konstruksi Kementerian PU. Dilakukan untuk sidak kerusakan penurunan kontruksi bangunan yang diklaim berkaliber internasional itu. Hasilnya, kondisi retakan lebih parah dari saat kunjungan pertama pada waktu lalu. ”Dari sudut pandang kepolisian, dan keamanan dan keselamatan jiwa. Kita berharap (GBLA) tidak digunakan,” jelas dia.

Begitu tiba di lokasi sekitar pukul 11.20 WIB, jenderal bintang tiga itu melihat ke sejumlah titik. Ahli konstruksi pun langsung membeberkan sejumlah kerusakan yang ada. Lalu, sempat juga melakukan pengeboran untuk memperlihatkan konstruksi dan material yang digunakan stadion. Pengecekan dilakukan empat item. Di antaranya, pengambilan sampel tanah lapang, ketebalan aspal, coran dan pengukuran teolid.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan