Kisah Lama dari Truk Ambruk

Untungnya, Sholihuddin sudah memprediksi momen ini. Temaram senja yang semakin gelap membuatnya memutuskan memakai blitz. Beberapa detik sebelum ambruk, pret, dengan sekali jepretan fotopun jadi.

”Saat memotret itu saya terjengkang ditabrak suporter yang loncat. Posisi saya dekat dengan truk. Hanya 10 meter. Polisi yang bersiaga langsung bantu menyelamatkan suporter yang terjepit,” ucapnya.

Sesampai dicetak di kantor alangkah kagetnya dia dengan hasil foto yang menakjubkan. Pemimpin Redaksi Jawa Pos Solihin Hidayat memintanya memasang di halaman satu. Suatu hal yang berbahaya mengingat truk itu milik TNI AD. Di era orde baru, terlalu sensitif apabila menjelek-jelekan tentara. ”Setelah foto itu dimuat saya sempat diteror agar foto itu tak disebarkan, hehehe,” kata dia terkekeh.

Lantas bagaimana dengan para korban? Beruntung pada Jawa Pos edisi 18 Mei 1995 ke-12 korban yang dibawa ke RSUD Dr Soetomo dicantumkan nama dan alamat lengkapnya. Dari kliping itu penelusuran dilakukan.

Dari 12 orang itu hanya Fauzi, Budi, dan Samsul Hadi yang mencantumkan alamat yang valid. Tak hanya jalan, nomor rumah pun disertakan.

Kami coba mendatangi rumah Fauzi dan Budi yang terletak di Jalan Jinten No. 31 Surabaya. Rumah itu memang betul rumah mereka. Namun, sang pemilik rumah mengatakan Fauzi dan Budi sudah pergi dari Surabaya. ”Entah pergi ke mana,” kata si pemilik rumah.

Jawa Pos mencoba mendatangi Samsul Hadi di Jalan Gadukan Utara VIIB/26, Gresik. Setelah tanya sana-sini, akhirnya alamat yang dituju berhasil ditemukan. Terletak hampir di ujung gang VII B. Perlu keluar masuk gang untuk menuju sana. Setelah mengetuk dan menunggu beberapa lama, sesosok ibu tua keluar bertanya. Dia tampak panik, saat kami membeberkan identitas sebagai wartawan, ”Ada apa dengan anak saya?”

Setelah dijelaskan panjang lebar, diapun memberikan nomor kontak Samsul Hadi. Saat ini Samsul sudah berdomisili di Jogjakarta. ”Ada apa mas? Ibu saya telepon saya nangis-nangis. Jawa Pos datang ke rumah. Nyangka-nya ada apa,” kata dia mengawali pembicaraan di telepon. Setelah Jawa Pos menjelaskan maksud mencarinya, dia pun mengingat kembali memori lama.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan