Kirim Tenaga Pengajar ke Pattani

COBLONG – Sebanyak 200 mahasiswa Indonesia dikirim untuk menjadi tenaga pengajar di Thailand. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kurangnya tenaga pengajar di daerah muslim di Pattani, Thailand.

Pengajar Patani
Fajri Achmad NF. / Bandung Ekspres

TRANSFER KNOWLEDGE: Mahasiswa Muhamadiyah Purwokerto asal Patani, Thailand Selatan Mahroso Doloh memberikan pembeklan kepada Mahasiswa dalam kegiatan pembekalan dan pengenalan Budaya Thailand di gedung Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (P4TK IPA) Jalan ­Diponegoro, Kota Bandung, Minggu (7/6).

Untuk diketahui, Pattani merupakan kawasan minoritas yang terdiri dari 90 persen masyarakat muslim. Ratusan pengajar tersebut terdiri dari mahasiswa semester akhir yang beberapa di antaranya tengah melakukan praktik lapangan.

Edutech Consultant dan Badan Asosiasi Alumni Internasional Thailand yang menjadi promotor kegiatan pengiriman tenaga pengajar ke Patani. Mereka sudah melaksanakan program ini selama empat tahun. Hal ini terfokus pada perkembangan dan kemajuan pendidikan di kawasan Patani, Pimpinan Edutech Consultant Abdullah Syuaib mengatakan, tahun ini merupakan tahun pertama mahasiswa di Jawa Barat untuk ikut berkontribusi dalam perjalanan tahun ini.

”Untuk Jawa Barat ada 25 mahasiswa yang dikirim ke sana (Pattani). Mereka di sana terhitung sejak 8 Juni sampai 7 November,” paparnya.

Para mahasiswa tersebut terdiri atas berbagai universitas di beberapa daerah. Nantinya, selama lima bulan di Pattani, para mahasiswa tersebut akan mengajarkan berbagai pelajaran: Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, dan Agama Islam.

Abdulah mengatakan, program ini berawal dari ada banyak pelajar dari Patani datang ke Indonesia untuk belajar. Selama mereka di Indonesia berbagai keluhan mengenai kurangnya tenaga pendidik di Pattani. Makanya, mereka datang ke Indonesia untuk belajar secara mendalam.

”Awalnya kita dapat keluhan dari mahasiswa Patani di UIN Bandung, mereka di tempat asalnya tidak memiliki banyak tenaga pengajar, maka dari itu kita berusaha membantu mereka di sana,” terang dia.

Sebelumnya pihaknya juga sudah melakukan seleksi dengan proses waktu tiga bulan untuk melihat kelayakan tenaga pengajar Indonesia yang dikirim ke sana.

Tinggalkan Balasan