Kewajiban hingga U-17

Dia berdalih, pola pendidikan usia muda tanggung jawabnya ada di SSB itu sendiri. Pihaknya hanya mewadahi dan menyalurkan bakatnya. Itupun hanya sampai level daerah. Namun, dia berharap anak-anak usia muda itu bisa dibina dengan baik dan menghasilkan prestasi. ’’Kalau untuk Askot, tolok ukurnya ngejar prestasi di Porda karena itu level kita mah,’’ sambungnya.

Yana menambahkan, untuk kota Bandung sendiri, sepak bola belum menjadi industri. Namun, akan mengarah ke situ. ’’Kemudian, hasil produknya bisa kita jual ke klub-klub profesional. Idealnya memang seperti itu. Makanya kita mendorong SSB untuk mempunyai pemain yang talenta agar mempunyai nilai jual,’’ sambungnya.

Di sisi lain, banyak orangtua menyimpan harapan terhadap anaknya untuk dapat berprestasi di bidang olahraga sepak bola. Salah satunya Rosa. Ibu dua anak ini memberi dukungan penuh terhadap anaknya yang memiliki cita-cita menjadi pemain sepak bola profesional. ’’Ya dia (anaknya) memang berminat jadi pemain sepak bola. Kita dukung aja. Kita pantau juga perkembangannya,’’ ujar Rosa. (mg3/tam)

 

Berkaitan dengan Pembentukan Karakter

Sarankan Pelatih SSB Berlisensi C

TREN Sekolah Sepak Bola (SSB) makin menjamur di berbagai kota di Indonesia, khususnya di Kota Bandung. Harapannya pada SSB, akan muncul bintang-bintang lapangan hijau yang berkaliber dunia. Siapa tahu, kelak anak-anak Indonesia bisa turut berlaga di Piala Dunia.

Indra Mochamad Tohir
Indra Mochamad Tohir

Kini, berbagai sekolah sepak bola ramai didatangi orangtua yang ingin mendaftarkan anaknya. Bermunculannya banyak sekolah sepak bola memberikan dampak positif kepada orangtua untuk menentukan pilihan sekolah sepak bola mana yang dianggap cocok untuk buah hatinya.

Salah satu mantan pelatih Persib Indra Mochamad Tohir, 84, mengatakan, melihat banyak perubahan di dunia sepak bola nasional. ’’Jika dibandingkan antara prestasi dan penghasilan masa kini dengan masa lalu, sangat berbanding terbalik. Dulu, prestasi bagus tapi penghasilan kecil. Tapi sekarang? Prestasi buruk, penghasilan besar,” ungkapnya.

Indra melanjutkan bahwa hasil pembinaan itu tidak bisa diraih dalam waktu singkat. Dan untuk mendapat hasil maksimal, pembinaan harus dilakukan secara berjenjang dan berkesinambungan. Menurut dia, perlu waktu cukup lama untuk pembinaan, tapi harus tetap berkesinambungan. itu yang penting. Bisa mulai dari kelompok usia dini, 16, 19 dan 21, agar menajdi pemain profesional,” papar salah satu penggiat sepak bola Indonesia dengan penampilannya yang kalem.

Tinggalkan Balasan