Kades Sebut Disdik Omdo

 

ARJASARI – Kepala Desa Lebakwangi Ade Tiana, terlihat berang dan mengaku sangat kecewa terhadap pihak UPTD TK/SD Arjasari maupun Disdikbud Kabupaten Bandung.

Kades Lebakwangi menunjukan surat somasi - bandung ekspres
Verawati/ Soreang Ekspres

BUKTI: Kades Lebakwangi menunjukan surat somasi dari ahli waris kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung.

Pasalnya, pembangunan SDN Lebakwangi 1 di Kampung Pasirjati, Desa Lebakwangi, Kecamatan Arjasari yang sudah dijanjikan akan dibangun April 2015 tidak kunjung jelas. Bahkan, mereka tak pernah lagi mendatangi lokasi dan terkesan membiarkan KBM digelar di GOR desa selama lima bulan terakhir ini. ’’Terus terang, dari perjanjian kan yang paling bertanggungjawab ini pihak UPTD sama Disdik. Kalau kami selaku pihak desa hanya membantu menyediakan lahan untuk bangunan baru,’’ ujar Ade kepada Soreang Ekspres (Grup Bandung Ekspres) saat ditemui di kantornya kemarin (26/5).

Sejauh ini, kata dia, pihaknya bersama unsur kecamatan maupun masyarakat akhirnya berinisiatif untuk mengosongkan tanah carik seluas 65 tumbak untuk pembangunan ruang kelas para siswa. ’’Karena kami merasa miris. Selain itu ingin menyelamatkan anak bangsa. Oleh karena itu, kami hanya bisa sediakan tempat sementara. Lalu tanah 65 tumbak pun kami siapkan untuk gedung baru yang dijanjikan April akan mulai dibangun,’’ terangnya.

Ade menambahkan, pihak Disdikbud dinilai sudah mengecewakan semua unsur di Kecamatan Arjasari. Karena ketika pihak kecamatan, desa dan masyarakat sudah memperjuangkan lahan baru untuk sekolah, tapi tidak ada tindaklanjut. Bahkan sebagai kepala desa, dia telah memindahkan satu rumah warga yang tadinya berdiri di atas tanah carik tersebut ke tempat lain dengan biaya penggantian pribadi. ’’Kan waktu bulan Maret sempat ada konsultan. Katanya tanah itu mau di urug, makanya kami cepat-cepat memindahkan satu rumah warga. Nah sisanya tinggal dua rumah lagi yang ada di sana,’’ terangnya.

Namun sampai saat ini, tidak pernah ada lagi pihak terkait yang datang ke sana untuk menindaklanjuti hal tersebut. ’’Itu tanah negara, dipakai negara untuk anak bangsa. Seharusnya Disdik malu. Saya saja merasa prihatin, karena yang harus diperhatikan itu kan sekolah dasar. Ini Disdiknya malah omdo,’’ ujarnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan