Jokowi: Prioritaskan Teknologi yang Ramah Lingkungan

SOREANG – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar penggunaan batubara dalam mewujudkan rencana pembangunan pembangkit listrik 35 ribu Mega Watt (MW) dalam lima tahun ke depan diubah. Yakni, lebih ramah lingkungan. Hal ini dikatakan Presiden Jokowi saat meresmikan PLTP Kamojang Unit 5 sekaligus juga Groundbreaking Proyek-Proyek Pengembangan Geothermal, di Kabupaten Bandung, kemarin (5/7).

’’Kita mempunyai kekuatan geothermal 28 ribu. Nanti ada angin bisa berapa ribu, ombak, matahari, biomassa bisa berapa ribu. Potensi geothermal (panas bumi), ini sangat ramah lingkungan, tapi kita tidak pernah fokus ke sini,” kata dia.

Presiden bahkan memerintahkan kepada Menko Kemaritiman, Menteri BUMN, dan Menteri ESDM, agar ke depan pembangkit listrik yang ramah lingkungan lebih diberikan prioritas, karena wilayah tersebut mempunyai kekuatan dan potensi. Meskipun mungkin biayanya jauh lebih mahal, menurut Jokowi, tidak ada masalah. Ia menyebutkan, nantinya pemerintah harus memberikan insentif khusus bagi pembangkit listrik untuk yang ramah lingkungan.

Bahkan, Presiden berpendapatan rate-nya ditinggikan sedikit tidak apa-apa. Biar orang berbondong-bondong untuk masuk ke investasi ini. ’’Jangan disamakan dengan batubara. Kita kan punya kekuatan dan potensi, jadi kalau semuanya konsentrasi ke batubara, begitu habis kita tidak siap dengan geothermal, angin, ombak, surya, biomassa, bingung kita nanti,” tutur Jokowi.

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi menyampaikan, bahwa setiap ia hadir di provinsi, kabupaten, kota, selalu keluhannya sama. Listrik mati 8 jam, mati 12 jam, setengah hari, empat jam, tiga kali sehari. Itu terus. Oleh sebab itu, lanjut Presiden, pemerintah menarget pembangunan pembangkit listrik 35 ribu MW. Presiden menegaskan, angka itu bukan asal target, tapi kebutuhan yang harus kita kejar.

’’Target 35 ribu ini bukan target main-main. Selalu saya ikuti tiap hari, tiap minggu, tiap bulan. Saya suruh paparkan progresnya seperti apa, perkembangannya seperti apa, yang di sini sudah selesai seperti apa,” kata Presiden Jokowi.

Pria asal Solo ini lantas menunjuk contoh pembangunan pembangkit di Batang, Jawa Tengah. Menurutnya, sudah selesai baru kemarin akhir Juni, dari target tanggal 1 Juli terkait penyelesaian masalah yang berkaitan dengan pembebasan lahan.

Tinggalkan Balasan