Jatihandap Daerah Timur Paling Krisis

[tie_list type=”minus”]Manfaatkan Command Centre untuk Pantau Kebutuhan Air Bersih[/tie_list]

MANDALAJATI – Dinas Pencegahan Penanggulangan Kebakaran (DPPK) bersama Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung, melakukan survei terkait krisis air bersih.

kemarau
Kiriman Air Bersih Terhenti
-Untuk memenuhi kebutuhan mandi, cuci, kakus (MCK) terganggu
-Untuk memenuhi kebutuhan minum dan memasak mengandalkan tukang air keliling
-Tidak bisa mengandalkan air rutin yang datang dari pabrik

Hasilnya cukup mencengangkan. Kebutuhan air bersih warga khususnya di Bandung Timur, tidak bisa dipenuhi. Kiriman air bersih yang biasa didapat dari pabrik pun sudah terhenti.

Atas peristiwa itu, DPPK dan PMI Kota Bandung dalam memenuhi keperluan air bersih masyarakat, akan memasok ke beberapa titik. Satu tanki ukuran 4.000 liter air baku dari DPPK dan satu tanki air bersih dengan ukuran yang sama untuk kebutuhan minum didistribusikan PMI Kota Bandung.

’’Air baku digunakan untuk mandi, cuci, kakus (MCK) dan air minum, dipakai pula untuk keperluan memasak,’’ kata Kepala Bidang Pemadam Kebakaran DPPK Kota Bandung Yosep Heriansyah di lokasi pembagian air bersih, Los Cikadut, RW 01, Kelurahan Jati Handap, Kecamatan Mandalajati kemarin (5/8).

Dia menjelaskan, dipilihnya Jatihandap sebagai lokasi titik krisis air karena dinilai paling kritis jika dibandingkan dengan kekeringan di kawasan Kecamamatan Arcamanik. ’’Pilihan itu merupakan skala prioritas. Warga sudah benar-benar membutuhkan uluran tangan pemerintah,’’ tukas dia.

Di tempat terpisah, Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Bandung Jhonson Panjaitan menyatakan, solusi darurat selayaknya jangan diminta. Sebab, itu domain dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung.   Dalam kondisi darurat akibat kemarau berkepanjangan, pihak kewilayahan, kelurahan dan kecamatan harus lebih proaktif. Jangan menunggu keluhan warga dulu. ’’Intinya, mereka harus sigap,’’ tutur Jhonson.

Memanfaatkan technologi Command Centre yang ada di lingkungan Balikota Pemkot Bandung, jelas dia, tidak berlebihan. Keberadaan pusat komunikasi tersebut tidak hanya berguna merespons kecelakaan atau kejahatan saja. Melainkan, multi guna bila untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat. ’’Digunakan dalam mengantisipasi kekeringan juga ada baiknya,’’ ujar politisi Hanura ini.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan