Jamur Tiram Jadi Primadona Kecamatan Cisarua

[tie_list type=”minus”]Manfaatkan Limbah sebagai Media Budidaya [/tie_list]

IKLIM Kecamatan Cisarua yang berbeda dengan kecamatan lainnya, membuat jamur tiram tumbuh subur. Apalagi, Desa Kertawangi yang terletak di kaki Gunung Burangrang dengan ketinggian daerah dari 1000-1200 meter di atas permukaan laut, menjadi fokus perkembangan jamur tiram. Bahkan budidaya jamur tiram telah berhasil mengelola limbah-limbah hasil hutan dan pertanian yang ada di desa tersebut. Di antaranya, potongan kayu, serbuk kayu, ampas tebu dan limbah pemintalan kapas.

Nurdiani Nita Puteri, CISARUA

[divider style=”dotted” top=”20″ bottom=”20″]

Jamur Tiram Jadi Primadona Kecamatan Cisarua
Nita Nurdiani/Bandung Ekspres

BUDIDAYA: Petani menunjukan jamur tiram yang dikembangkan di kecamatan Cisarua.

MENURUT ketua kelompok usaha PKBM Bina Terampil Mandiri Asep Saepul, sebenarnya limbah juga termasuk sumber daya alam yang bisa dikelola. ”Selama ini, limbah dianggap sebagai hal yang tidak berguna. Dalam pembudiyaan jamur, limbah-limbah tersebut dianggap sumber energi yang potensial,” ujar Asep kepada Bandung Ekspres di rumahnya Kamis (8/10).

Asep menjelaskan, pemanfaat limbah sebagai upaya mengembalikan lingkungan pada fungsi yang sebenarnya. Melalui pemanfaatkan limbah, bisa menciptakan suasana kebersihan, keindahan dan kesehatan lingkungan. Yang paling menarik, media bekas penanaman jamur tiran dapat digunakan sebagai pupuk organik yang sangat bermanfaat bagi tanah pertanian. ”Dari limbah bisa jadi pupuk. Itu kelebihan dari budidaya jamur tiram,” katanya.

Selama ini, budidaya jamur tidak memakan lahan yang cukup luas. Dari luas lahan 10 x 12 meter dapat menghasilkan jamur sekiyar 500 kilogram/hari. Dibandingkan dengan pertanian yang lainnya, jamur dianggap sebagai tanaman yang cukup efektif dikelola.

Diakui olehnya, kandungan gizi jamur tiram cukup tinggi. Bahkan, berkhasiat mengurangi kadar lemak dan menurunkan kolesterol. Hal itulah yang membuat jamur tiram banyak dicari oleh masyarakat. Diantaranya rumah tangga, hotel dan restoran.

Jamur tiram yang diproduksi, selain dijual kepada pengepul, masyarakat mulai mengolahnya menjadi berbagai varian makanan. Seperti, jamur krispi, nugget jamur dan baso jamur. Bukan hanya itu, saat ini budidaya jamur tiram dapat meningkatkan tarap hidup masyarakat. Dalam satu bulannya, para petani bisa mendapatkan omset hingga ratusan juta dari budidaya jamur. Seorang petani sehari bisa memproduksi jamur hingga 100 kilogram dengan harga Rp 10 ribu kepada pengepul atau bandar.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan