ISIS Ancam Asia Tenggara

26 Kelompok Radikal Terafiliasi ke ISIS   

JAKARTA – Gerakan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) tidak hanya mengancam Indonesia, namun juga Asia Tenggara. Saat ini ada 26 kelompok radikal yang berasal dari Indonesia, Malaysia, dan Filipina yang ber­afiliasi ke ISIS. Di antara kelompok itu bahkan ada yang sudah dibaiat. Tapi, ada juga yang sekadar me­nyatakan dukungan terhadap ISIS. Yang mengkhawatirkan, sebagian besar kelompok radikal itu berasal dari Indonesia.

INTERNANTIONAL CONFERENCE ISIS - bandung ekspres
Imam Husein/Jawa Pos

CONFERENCE ISIS: Wakil Presiden RI Jusuf Kalla memberikan sambutan saat menghadiri International Conference on Terrorism and ISIS di Jakarta Internasional Expo, Kemayoran, beberapa waktu lalu.

Berdasar data pakar terorisme internasional Prof Rohan Gunaratna, di Indonesia terdapat 18 kelompok radikal. Sebanyak 15 di antaranya diprediksi telah dibaiat pemimpin ISIS Abu Bakar Al Baghdadi. Sedangkan tiga di antaranya telah menyatakan dukungan terhadap organisasi tersebut.

Lalu, di Filipina terdapat tiga kelompok, dua di antaranya mendukung ISIS dan satu telah dibaiat. Sedangkan di Malaysia ada lima kelompok radikal yang menyatakan dukungannya terhadap ISIS. Total, ada 26 kelompok di tiga negara tersebut yang terkait dengan ISIS

Guru besar kajian keamanan Universitas Teknologi Nanyang, Singapura, itu menjelaskan, dengan begitu, persoalan ISIS bukan hanya masalah Indonesia, namun juga hampir sampai tingkat Asia Tenggara. Terutama Indonesia, Malaysia, dan Filipina.’’Ada kelompok yang telah menyatakan dibaiat dan ada yang sekadar mendukung,’’ ujarnya.

Sangat mungkin puluhan kelompok itu bisa dibaiat dan mendukung ISIS melalui berbagai cara. Selain rekrutmen langsung, ISIS menggunakan teknologi modern melalui internet. Bisa jadi melalui Skype atau media sosial lainnya.’’Komunikasi kelompok ini dengan ISIS cukup intens,’’ ucapnya.

Sejauh ini, peran kelompok-kelompok radikal yang terafiliasi ke ISIS masih sekadar melakukan rekrutmen dan mengumpulkan dana. Namun, perkembangan selanjutnya yang mengkhawatirkan adalah membentuk negara. “Semua itu mengarah pada keinginan untuk membuat negara.”

Mengenai hal tersebut, Wakapolri Komjen Badrodin Haiti menerangkan, sejauh ini penyelidikan kasus ISIS di Indonesia masih menyoal perekrutan, pembiayaan, dan propaganda. Artinya, belum sampai ke kelompok mana saja yang telah terafiliasi ke ISIS. “Namun, hal tersebut menjadi acuan,” tegasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan