Impor Berdampak Besar

DI sejumlah sentra penjualan gadget dan barang elektronik, memang banyak ditemui produk-produk buatan Tiongkok. Hal ini tak heran, sebab produk buatan sana memang paling banyak dicari.

Produk China
AMRI RACHMAN DZULFIKRI/BANDUNG EKSPRESBERESKAN PRODUK: Seorang penjaga toko membereskan handphone produk Tiongkok di salah satu toko di Bandung Elektronik Centre (BEC), Jalan Purnawarman.

”Iya sih kang, di sini kebanyakan yang laku handpone produk dari China (Tiongkok), soalnya produk China (Tiongkok) selain murah, fitur produknya pun sangat bagus,” papar salah satu pemilik toko gadget di Jalan Purnawarman, belum lama ini.

Menurutnya, konsumen lebih memilih gadget buatan Tiongkok karena murah. Fiturnya pun hampir sama dengan brand ternama.

Beredarnya produk-produk buatan Tiongkok itu menuai tanggapan serius dari Dosen atau Ahli Ekonomi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Kokom Komala. Dia menyatakan, pemerintah diharapkan segera membatasi masuknya produk impor khususnya dari Tiongkok demi menjaga keberlangsungan hidup industri nasional. Sebab, dikhawatirkan akan menggeser produk lokal yang harganya jauh lebih mahal.

’’Apabila pemerintah tidak melakukan pengaturan terhadap masuknya produk Tiongkok, dampaknya akan sangat besar,” kata dia kepada Bandung Ekspres belum lama ini.

Kokom mengatakan, hingga saat ini produk-produk buatan Indonesia masih belum mampu bersaing dengan produk-produk impor, khususnya dari Tiongkok. Dia menilai, produk Tiongkok bisa mengungguli produk lokal yang harganya jauh lebih tinggi. Sehingga, produk lokal tidak diminati konsumen, yang pada gilirannya akan mematikan perusahaan lokal.

Akibatnya, banyak perusahaan lokal akan ditutup dan meningkatkan pengangguran di dalam negeri. Kondisi ini akan mendorong investasi asing makin berkurang. ’’Karena mereka mengalihkan dananya ke negara lain yang akan dijadikan basis produksi,” katanya.

Lebih lanjut dia berpendapat, para investor asing kemungkinan akan menginvestasikan dana di Tiongkok ataupun di Vietnam ketimbang di negara Indonesia sebagai basis produksi dan mengekspor produknya ke pasar domestik. ”Minat investor akan berubah karena produsen lebih tertarik berekspansi di Tiongkok dan mengekspor barang jadinya ke Indonesia,” tuturnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan