IKM Harus Jadi Eksporter

[tie_list type=”minus”]Andalkan Produk Berbasis Cita Rasa[/tie_list]

bandungekspres.co.id– Tinggal hitungan hari, perekonomian Indonesia memasuki babak baru dengan bergabung dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Di tengah kompetisi yang makin ketat, pelaku industri kecil dan menengah (IKM) diharapkan dapat meraih peluang yang lebih besar.

’’Kita harus mengubah paradigma. MEA tidak hanya dilihat pebisnis dan produk luar akan masuk ke Indonesia. Namun, kita juga mesti berani mengubah tantangan menjadi kesempatan bagi industri kecil dan menengah untuk memperluas pasar ke wilayah regional. IKM harus bisa jadi eksporter,’’ ujar Menteri Perindustrian Saleh Husin kemarin (22/12).

Menurut dia, produk kreatif masyarakat desa dapat diandalkan untuk mengembangkan industri berbasis cita rasa dan budaya lokal. Kekhasan produk merupakan nilai jual setiap kawasan untuk dipasarkan dan dipopulerkan. ’’Kreativitas pelaku usaha kecil dan menengah di desa menjadi strategi jitu dalam pemasaran produk. Ini harus menjadi bagian dari branding kita,’’ tuturnya.

Program one village one product (OVOP) dari Kementerian Perindustrian merupakan upaya untuk menggerakkan masyarakat dari bawah ke atas (bottom-up). ’’Setiap daerah mengolah potensi alam yang dimiliki menjadi produk yang spesifik dan khas untuk selanjutnya dipasarkan, baik di daerah lokal sendiri, nasional, maupun tujuan ekspor,’’ kata dia.

Saleh mengungkapkan, Indonesia mempunyai sumber daya alam yang beraneka ragam yang jika diolah tercipta produk spesifik dan khas berbasis kekayaan budaya atau kearifan lokal. ’’Produk kreatif setiap desa juga berpotensi menjadi tujuan wisata. Baik produk sendiri, proses produksi, maupun lingkungan sekitar tempat IKM itu berada. Orientasi wisatawan sekarang berbeda,’’ jelasnya.

Pembinaan dan pengembangan IKM sepanjang 2014 telah menghasilkan kontribusi yang besar terhadap produk domestik bruto (PDB) industri pengolahan nonmigas secara keseluruhan sebesar 34,56 persen. ’’Ini dicapai berkat dukungan sekitar 3,522 juta unit usaha IKM yang merupakan 90 persen dari total unit usaha nasional,’’ papar Saleh.

Dirjen IKM Kemenperin Euis Saedah menjelaskan, setiap tahun pihaknya melakukan kajian lapangan terhadap produk-produk spesifik dan khas di Indonesia. Antara lain, makanan ringan dan minuman sari buah, kain tenun, produk batik, anyaman, gerabah, serta keramik hias. ’’Industri kecil dan menengah telah menyerap 9,02 juta tenaga kerja,’’ tandasnya. (wir/c14/jpg/fik)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan